Tentang Series Netflix 3 Body Problem

Cover 3 Body Problem article - sejenak.id

“Punah juga gpp, manusia bukan spesies favorit gw”, satu pernyataan di X (Twitter) yang sempat viral beberapa hari lalu. Tweet tersebut merespons tweet lainnya yang menganggap bahwa keberlanjutan umat manusia adalah keinginan semua orang.

 

Ternyata gak semua orang se-excited itu, sampe harus “gpp” mempunyai keturunan dengan pasangan “mokondo”. Duh makasih deh.

 

Tweet viral soal cowok mokondo 8 April 2024

 

Terus, apa hubungannya tweet viral itu sama 3 Body Problem?

 

Salah satu pandangan yang jadi highlight di 3 Body Problem adalah bahwa spesies manusia gak se-spesial itu. Manusia-lah yang gak bisa hidup sendirian tanpa spesies lain, bukan sebaliknya.

 

Humanity bukan lagi yang teratas, karena gak semua ‘human’ bertindak sebagaimana selayaknya. Justru destruktif dan merasa paling sempurna dibanding spesies lain.

 

Series Netflix 3 Body Problem merupakan adaptasi dari novel best-seller dengan judul sama karya Liu Cixin. Astrofisika, alien, AI, dan politik adalah empat isu utama yang dibahas di series ini.

 

Saya gak akan bahas gimana adaptasi ini direspons netizen China atau membandingkannya dengan adaptasi sebelumnya yang versi China. Saya memilih fokus pada 3 Body Problem buatan Netflix aja, karena itu yang saya tonton.

 

Jadi, mari kita bahas!

 

Baca juga: Seven, Film Serial Killer 90an yang Masih Relevan

 

3 Body Problem Tentang Apa?

 

Series ini diawali dengan scene yang cukup sulit ditonton. Seorang profesor fisika dianiaya sampai meninggal di muka umum di era Revolusi Kebudayaan Mao Zedong tahun 60an. Mao, kala itu, ingin membersihkan China dari paham-paham kapitalis dan menyisakan paham komunis ‘yang benar’ pada masyarakatnya.

 

3 body problem opening scene - sejenak.id

 

Beberapa tahun kemudian, anak profesor tersebut yang sangat cerdas dan memiliki pengetahuan di bidang astrofisika, Ye Wenjie (Zine Tseng), direkrut untuk bekerja di sebuah proyek rahasia pemerintah. Proyek tersebut tujuan utamanya meneliti keberadaan kehidupan di luar bumi.

 

Sampai satu waktu, Ye secara mengejutkan berhasil berkomunikasi dengan makhluk luar angkasa untuk pertama kali. Hanya aja Ye merahasiakan tentang komunikasinya dengan alien yang kemudian disebut San-Ti ini dari semua pihak, termasuk pemerintah.

 

San-Ti berasal dari planet bernama Trisolaris. Trisolaris memiliki 3 matahari yang membuat kondisi di planet tersebut menjadi tidak pasti, kadang stabil kadang chaos.

 

Hanya Mike Evans, seorang WN Amerika, yang Ye beritahu. Ceritanya panjang kenapa Evans. Tapi intinya, Ye percaya Evans punya pandangan yang sama kalau manusia butuh alien untuk menyelesaikan masalah-masalah di bumi.

 

Poster Netflix 3 Body Problem - sejenak.id

 

Ye dan Evans menyebut kaum San-Ti sebagai “lord”. Bahkan, keduanya, secara diam-diam, telah membuat organisasi yang terstruktur untuk menyambut kedatangan “lord” ke bumi, yang diprediksi sekitar 400 tahun lagi.

 

Meski belum sampai bumi, para San-Ti ini sudah bisa “mengontrol” bumi dari jarak jauh dengan bantuan teknologi canggih yang mereka miliki. Di antaranya mengacaukan hasil-hasil penelitian sampai dengan meneror para ilmuwan hingga satu per satu ilmuwan tersebut bunuh diri.

 

Kenapa San-Ti menargetkan ilmu pengetahuan? Karena San-Ti meyakini kalau manusia bumi akan bisa membuat teknologi-teknologi canggih bertahun-tahun mendatang. Mereka khawatir, ketika 400 tahun lagi mereka sampai di bumi, teknologi mereka sudah dikalahkan oleh teknologi manusia.

 

Intinya mereka gak mau manusia lebih maju dari kaum mereka.

 

Sejumlah ilmuwan briliant, termasuk yang tergabung dalam “Oxford Five”, beserta tim intelijen khusus mencoba mencari cara untuk menghentikan San-Ti yang telah menjadi ancaman besar bagi umat manusia.

 

Oxford Five

 

Oxford Five adalah istilah untuk 5 sahabat jebolan Oxford University, Inggris, yang sama-sama pernah ada di bawah bimbingan ilmuwan Vera Ye. Vera Ye adalah anak perempuan dari Ye Wenjie. Mereka dipertemukan lagi saat kematian mentor mereka.

 

Oxford Five terdiri dari:

1. Dr. Jin Cheng, seorang fisikawan teoritis jenius yang bekerja sebagai dosen di salah satu universitas di Inggris
2. Dr. Augustina “Auggie” Salazar, seorang ahli nanoteknologi
3. Saul Durand, seorang peneliti yang bekerja sebagai asisten Vera Ye di Oxford
4. Jack Rooney, seorang pengusaha
5. Will Downing, seorang guru fisika

 

Banyak pihak yang mengkritik penciptaan karakter Oxford Five dan tampilan mereka di series. Mereka dianggap terlalu selenge-an dan gak seharusnya terlibat dalam drama-drama percintaan yang gak perlu.

 

Saya sendiri justru gak masalah. Seru-seru aja. Terlalu serius nanti malah gak nyaman ditonton.

 

Btw, saya malah jadi ngefans sama tampilan Auggie. Pleaseeeee! Perpaduan cantik, jenius, dan tengilnya pas. Mungkin efek dari Eiza Gonzalez yang emang cocok banget memerankan karakter ini. Eiza dengan rambut pendek emang gak pernah salah sih.

 

Auggie Salazar 3 Body Problem - sejenak.id

 

Baca juga: Series Netflix The Gentlemen: Enjoyed Every Second

 

3 Body Problem Bagus Gak Sih?

 

3 Body Problem dibuat oleh David Benioff dan D.B. Weiss, pencipta serial Game of Thrones. Beberapa karakter utamanya juga adalah pemain GoT seperti Liam Cunningham dan Sir Jonathan Pryce.

 

Bicara karakter, beberapa karakter-karakter di series Netflix ini berbeda dengan karakter asli di novel. Khususnya menjadi lebih bervariasi secara ras, yaa khas-series-buatan-Amerika. Termasuk hadirnya Oxford Five yang gak ada di novel. Tapi, saya gak dalam kapasitas membandingkan better mana karena saya belum baca novelnya.

 

3 body problem Netflix - sejenak.id

 

Terdiri dari 8 episode, series ini berhasil bikin saya ‘gak ke mana-mana’. Kita seperti dengan senang hati terlibat masuk ke masalah mereka.

 

Ditambah lagi visual-visual CGI yang memanjakan mata. Saya setuju dengan orang yang bilang “3 Body Problem sets a new standard for what sci-fi is capable of”.

 

Memang gak sempurna, tapi menurut saya setiap menitnya layak ditonton. Saya menantikan Season 2 untuk melihat kelanjutannya. Buat kalian yang belum punya list tontonan, ini bisa dimasukkan list. Selamat menonton!

 

 

Terima kasih banyak sudah membaca artikelnya sampai ujung. Jika merasa isinya bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada kesalahan informasi, silakan hubungi email atau sosial media tertera.

 

Sumber foto: Netflix

 

 

Bagikan artikel ini
Terbaru
seneca

Luck is what happens when preparation meets opportunity

- Seneca -
Mau dikirimin artikel terbaru dong!

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Jumlah TikTokers di Indonesia lebih dari 100 juta akun, salah satu yang terbanyak di dunia. Saya seakan tidak punya alasan untuk melewatkan TikTok sebagai media belajar dan sharing. Jadi, ketemu di sana juga yuk!

KENALAN YUK

Jika merasa konten di sini bermanfaat, minta tolong di-share ya artikelnya. Saya juga terbuka kalau teman-teman ingin berdiskusi.

kirim email