Lagi nyari thriller kriminal tapi berbau religi sedikit? Mungkin Seven (Se7en) bisa jadi alternatif. Plot utama dari film buatan David Fincher ini adalah pembunuhan berantai yang motifnya terkait dengan Tujuh Dosa Mematikan atau Seven Deadly Sins.
Sebagai informasi, Seven Deadly Sins antara lain: kesombongan (pride), keserakahan (greed), kemarahan (wrath), iri hati (envy), hawa nafsu (lust), kerakusan (gluttony), dan kemalasan (sloth).
Seven, sebuah film yang berusia hampir 30 tahun, dibintangi oleh Brad Pitt (Mills) dan Morgan Freeman (Somerset). Keduanya berperan sebagai detektif yang bekerjasama mengungkap pelaku pembunuhan berantai ini.
Plot berawal saat Mills baru aja ditransfer ke satu kota untuk menggantikan posisi Somerset yang akan pensiun. Somerset masih menemani Mills menangani kasus selama proses transisi. Tidak disebut di mana lokasi kotanya, namun digambarkan sebagai kota yang bikin nggak nyaman dan banyak kriminalitas.
Baca juga: Review Series Netflix The Gentlemen: Enjoyed Every Second
Pembunuhan Berantai dan Seven Deadly Sins
Kasus pertama adalah pembunuhan seorang pria berbadan gemuk. Pembunuhnya meninggalkan pesan ‘gluttony’ di dinding.
Awalnya pembunuhan tersebut dianggap kasus tunggal. Sampai kemudian terjadi kasus pembunuhan kedua terhadap seorang pengacara terkenal di mana pembunuhnya meninggalkan pesan ‘greed’.
Somerset mulai menduga kalau kasus ini terkait dengan Seven Deadly Sins. Somerset dan Mills menghubungkan satu petunjuk dan petunjuk lainnya untuk memburu pelaku.
Keberadaan pelaku diketahui melalui history kunjungan di sebuah perpustakaan. Sayangnya, pelaku gagal ditangkap dan berhasil kabur.
Saya pikir, sampai di sini, gak ada yang istimewa, mirip-mirip dengan beberapa film serupa tentang pembunuhan berantai yang nyerempet-nyerempet agama. Tinggal di akhir film pelaku akan mengungkap alasan dia melakukan perbuatannya. Ah sudah ketebak.
Namun, David Fincher seakan tau kalau penonton mau lebih-dari-itu. Penonton bukan lagi diajak menebak siapa pelakunya, tapi apa nih kira-kira kejutan yang bakal dikasih pelaku ke polisi.
Hingga akhirnya terdapat twist ketika Mills terlibat secara personal dengan kasus ini. Mills sangat marah karena pelaku, yang namanya belum diketahui (mengaku sebagai John Doe), telah membunuh istrinya yang tengah hamil.
Mills yang diliputi amarah (wrath) langsung membunuh pelaku dengan menembak kepalanya. Somerset sempat melarang Mills melakukannya dan mengatakan “kalau kamu melakukannya, maka dia yang menang”.
Namun, Mills bergeming. Dia tetap menarik pelatuknya. John Doe pun, tewas di tempat.
Fiuh. Seven seakan mengingatkan lagi setiap konsekuensi atas apa yang kita lakukan. Setiap perbuatan buruk yang kita lakukan bisa saja tidak hanya berdampak secara pribadi, tapi juga berdampak ke orang lain.
Berusia hampir tiga dekade, Seven terasa masih relevan. Masih enjoy ditonton dan nggak kalah seru dengan film-film serupa yang baru tayang belakangan.
If you haven’t seen it already, try to squeeze it in. Just don’t watch while eating, okay, some scenes can be pretty disturbing.
Photo by: 1995 – Warner Bros. Entertainment
Terima kasih banyak sudah membaca artikelnya sampai ujung. Jika merasa isinya bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada kesalahan informasi, silakan hubungi email atau sosial media tertera.