Liverpool Layak Dihukum Atalanta

Atalanta Vs Liverpool (2)

Sangat mudah kehilangan bola adalah alasan utama, menurut saya, kenapa Liverpool layak dikalahkan Atalanta 0-3. Penyerang yang nggak klinis adalah alasan lainnya.

 

Sedikit konteks, Liverpool baru aja dikalahkan Atalanta dalam leg pertama perempat final UEFA Europa League. Dan.. pertandingan tersebut digelar di… Anfield. Yes, tempat di mana Liverpool nggak terkalahkan dalam 14 bulan terakhir.

 

“Ya, tentu saja itu menyakitkan. Kami nggak terkalahkan dalam waktu yang lama di sini (Anfield), namun apresiasi untuk mereka… mereka menghukum kami karena ceroboh, terutama dalam penguasaan bola,” kata Van Dijk.

 

Sebagai fans Liverpool, sebenarnya saya lebih kecewa pada gimana Liverpool bermain dibanding hasil pertandingan itu sendiri. Dengan permainan seperti kemarin, Liverpool sangat sangat sangat layak kalah.

 

Klopp & Susunan Pemain

 

Permainan buruk Liverpool nggak bisa serta merta kita bilang karena ulah para pemainnya aja. Jurgen Klopp juga berperan to be honest. Terutama dalam memilih starting XI.

 

Klopp kelewat percaya diri bisa mengalahkan Atalanta, yang saat ini menghuni papan tengah Serie A, dengan gak menurunkan skuad terbaiknya. Dia memilih mencadangkan Salah dan Luis Diaz di lini serang.

 

Klopp nggak belajar kalau 2021 lalu Atalanta juga pernah mengalahkan Liverpool 0-2 di Anfield saat lanjutan UEFA Champions League. Sekarang emang gak kalah 0-2 lagi sih, TAPI 0-3!! YASSALAAMM

 

Lini Belakang

 

Cuma Kelleher yang layak diapresiasi dari barisan lini belakang. Sisanya bikin geleng-geleng kepala. Apalagi Tsimikas dan Gomez. Spot-nya sangat sering kosong karena terlalu maju ke depan namun begitu lambat untuk kembali membantu pertahanan.

 

Agak mengejutkan bahwa Joe Gomez dimainkan full 90 menit. Padahal ada TAA dan Bradley di bangku cadangan. Entah apa alasan Klopp.

 

Atalanta Vs Liverpool - sejenak.id

 

Kemudian, Van Dijk juga suka telat merespons pergerakan Scamacca Cs. Tiga gol Atalanta dilesakkan dengan pemain mereka berada di posisi tanpa pengawalan berarti. Pada ke maneeee sih.

 

Baca juga: Menari Sekali Lagi, Thiago?

 

Lini Tengah

 

Kolaborasi trio Mac Allister-Endo-Jones sebenarnya terbukti menjanjikan di beberapa laga Premier League. Tapi…. itu semua sebelum Jones terhantam cedera yaa.

 

Sekembalinya dari cedera, Jones belum kembali ke performa terbaiknya. Dia seperti belum memiliki daya juang yang sama. Sangat mudah kehilangan bola dan seperti nggak terlalu berusaha merebutnya kembali.

 

Endo juga seakan kehabisan bensin karena selalu bekerja keras di tiap laga. Kebiasaan hantam sana-sini demi merebut bola, nggak kelihatan di pertandingan kemarin.

 

Sementara Mac Allister jenius seperti biasa. Beberapa umpannya mampu menjadi pondasi kreasi serangan-serangan Liverpool. Hanya aja, kejeniusan dia belum mampu membawa hasil yang baik kali ini.

 

Atalanta Vs Liverpool (3)

 

Jones digantikan Szoboszlai di babak kedua. Pergantian yang saya pikir sudah ditebak banyak pihak. Sayangnya, Szobo nggak berperan banyak. Malahan, gol ke-3 Atalanta lahir karena kesalahannya.

 

Jika musim ini Liverpool mereformasi lini tengah, maka musim depan saatnya reformasi lini belakang. Van Dijk butuh tandem yang sepadan. Itu pun jika pelatih baru nanti masih mempercayai Van Dijk sebagai pilihan utama.

 

Lini Depan

 

Mari bergeser ke lini depan. Klopp memilih Nunez, Gakpo, dan Elliot sebagai juru gedor utama.

 

Nunez, seperti biasa, gagal memanfaatkan peluang emas. Dia masih belum kunjung klinis. Masih akrab dengan menyia-nyiakan peluang.

 

Gakpo layak diapresiasi saat dia beberapa kali berhasil merebut bola dan membawanya dari area pertahanan Liverpool ke area pertahanan lawan. Tapi, ya udah, gitu aja. Gak ada yang berbuah gol karena umpan-umpannya kurang matang dan akhirnya bola berhasil direbut lawan lagi.

 

Bagaimana dengan Elliot? Saya heran sih kenapa dia diganti di babak ke-2, padahal dibanding Nunez dan Gakpo, menurut saya dia yang paling menjanjikan.

 

Ketika Salah dan Jota masuk di babak ke-2, semua sudah terlambat. Atalanta sudah kepalang bermain nyaman, tenang, dan di atas angin dengan keunggulan 2-0.

 

Akankah Jota kembali membuat hat-trick saat Liverpool bertamu ke Atalanta nanti? Sama seperti yang dilakukannya saat Liverpool membungkam Atalanta 5-0 tiga tahun silam. Semoga saja.

 

Baca juga: Cerita Tentang ‘Si Paling Gak Egois’ Roberto Firmino

 

Penutup

 

Kekalahan yang pantas untuk The Reds. Kemarin adalah permainan yang kurang bertenaga dari Liverpool, jika nggak mau disebut buruk. Anfield juga, entah kenapa, hari itu kehilangan magis-nya.

 

Klopp dalam wawancara setelah laga bahkan bilang kalau ‘nggak ada hal positif’ yang bisa diambil dari laga kemarin. “It was a bad game from us”.

 

Atalanta Vs Liverpool (4)

 

Terima kasih Atalanta. Terima kasih Gasperini. Liverpool sudah diberi pelajaran yang berharga.

 

Mari kita lihat apakah Liverpool bisa ‘comeback stronger’ di laga-laga berikutnya. Saya cukup optimis dengan kembalinya TAA, Bajcetic, dan Jota ke bangku cadangan. Katanya sih Alisson juga akan soon bergabung. Semoga memberi tenaga dan semangat baru untuk mengarungi sisa-sisa laga musim ini.

 

Title Premier League masih bisa dikejar, begitu pun Europa League. Siapa tau para pemain kembali ‘kerasukan’ hantu comeback seperti melawan Barcelona dulu.

 

Let’s see.

 

 

Terima kasih banyak sudah membaca artikelnya sampai ujung. Jika merasa isinya bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada kesalahan informasi, silakan hubungi email atau sosial media tertera.

Bagikan artikel ini
Terbaru
seneca

Luck is what happens when preparation meets opportunity

- Seneca -
Mau dikirimin artikel terbaru dong!

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Jumlah TikTokers di Indonesia lebih dari 100 juta akun, salah satu yang terbanyak di dunia. Saya seakan tidak punya alasan untuk melewatkan TikTok sebagai media belajar dan sharing. Jadi, ketemu di sana juga yuk!

KENALAN YUK

Jika merasa konten di sini bermanfaat, minta tolong di-share ya artikelnya. Saya juga terbuka kalau teman-teman ingin berdiskusi.

kirim email