Di satu pagi hampir-telat-nyampe-kantor, handphone saya tiba-tiba raib dari dalam tas. Saat itu posisi saya sedang di dalam bus Transjakarta.
Detik pertama saya menyadari kehilangan HP, saya hanya bisa mengucap “semoga semua makhluk berbahagia”.
Serius. Semacam.. here we go again.
Ujian hidup berikutnya sudah datang. Tuhan sedang menunggu respons kita seperti apa.
Detik berikutnya adalah saya melakukan apa yang bisa dilakukan, di antara yang utama adalah mengaktifkan fitur ‘Mark As Lost’.
Di tulisan ini saya nggak akan bahas tentang apakah saya melapor ke Transjakarta-Kepolisian atau nggak. Saya mau bahas lebih pada mengamankan apa-apa yang ada di kendali kita aja.
Mari kita mulai!
Jangan taruh HP di bagian depan tas
Seperti para penumpang Transjakarta pada umumnya, saya menempatkan backpack di depan dada. Sayangnya, HP-nya saya taruh di salah satu kantong kecil di bagian depan tas saya. Waktu keadaan desak-desakan, pelaku berhasil membuka resleting kantong kecil itu dan mengambil HP-nya.
Pelajaran yang bisa diambil, kalau sedang di Transjakarta, sebaiknya tempatkan HP di dalam tas aja (benar-benar bagian dalam). Atau kalau nyaman ya dipegang aja sambil dimainin, sambil pake headset kalau perlu, biar pas music/suaranya tiba-tiba mati kita langsung ngeh kalau HP-nya mungkin diambil.
Soal tempat duduk/berdiri, jika tujuan kita masih jauh, sebaiknya pilih posisi yang agak jauh dari pintu keluar. Kemarin saya cukup dekat dengan pintu keluar karena memang waktu saya naik, bus sudah cukup penuh, jadi sulit untuk masuk lebih dalam.
Datangi layanan provider yang buka setiap hari
Provider XL hampir kehilangan 1 pelanggannya ketika saya request pemblokiran nomor XL saya di handphone yang hilang, namun setelah lebih 1×24 jam, nomor tersebut belum juga diblokir.
Zzz.
Ceritanya begini, handphone saya hilang di hari Kamis, kemudian Jumat-nya, saya ke XL Center di XL Axiata Tower untuk request pemblokiran nomor dan meminta sim card baru. Saya bilang saya kehilangan HP. Fyi, XL Center di XL Axiata Tower hanya buka Senin-Jumat.
Pas saya dapat sim card baru dan saya pasang di handphone baru, petugasnya bilang sim card-nya akan aktif maksimal 1×24 jam. Ya sudah saya pulang, saya tunggu. Artinya, selama maksimal 24 jam ke depan sim card lama saya, yang ada di si pencuri, masih aktif.
Sabtu siang, sudah 24 jam lebih, sim card baru-nya belum aktif juga. Mulai agak panik.
Nah, gara-gara sim card di si pencuri masih aktif, dia berhasil mengubah data-data akun Shopee saya. Sepertinya dia mengaktifkannya di handphone dia.
Sabtu siang itu juga saya telpon Customer Service XL beberapa kali, tapi clueless. Intinya mereka tidak bisa melakukan pemblokiran dan meminta saya menunggu sim card baru saya aktif atau nanti datang lagi aja ke XL Center di XL Axiata Tower di hari Senin.
Wait.. Senin?? Artinya masih 2 hari lagi. Duh, entah apa lagi yang akan dilakukan si pencuri dengan no-hp saya.
Akhirnya saya cari-cari XL Center yang buka di akhir pekan. Sabtu sore, saya pergi ke XL Center di Lotte Shopping Avenue, Jakarta Selatan.
Saya bilang mau ganti sim card karena handphone saya hilang (saya sengaja nggak bahas-bahas kalau saya sudah lapor ke XL Center di XL Axiata Tower). Surprisingly, mbak-mbak petugasnya sama sekali nggak bahas laporan saya yang sebelumnya itu. Kok bisa ya?
Dugaan saya ada dua kemungkinan:
- Sistem di setiap cabang XL Center berbeda, sehingga laporan pelanggan tidak terhubung satu sama lain
- Sistemnya sama (saling terhubung), namun memang laporan saya di XL Axiata Tower sebenarnya tidak diproses atau tidak terproses.
Ya sudah, karena mbaknya nggak bahas, saya juga diam aja. Pokoknya tujuan saya cuma satu: nomor saya yang ada di pencuri diblokir secepatnya. Masalah sistemnya terhubung atau nggak, urusan lain.
Setelah menyerahkan KTP, Kartu Keluarga, dan mengisi data-data untuk verifikasi, mbak-nya memberi saya sim card baru. Tidak sampai 5 menit setelah saya pasang sim card tersebut ke handphone, taraaaaaaa….. nomor saya aktif. Artinya, di sisi lain, nomor di si pencuri sudah resmi terblokir.
Lega.
Tadinya kalau sampai nggak bisa terblokir juga, saya membulatkan tekad untuk ganti provider. Ternyata terblokir. XL nggak jadi kehilangan satu pelanggan deh.
Pelajarannya, kalau temen-temen mengalami kasus kehilangan HP seperti saya, sebaiknya pergi ke XL Center yang buka setiap hari. Kalau bisa malah cari aja yang buka 24 jam. Biar kalau ada kendala, bisa langsung didatangin ulang tanpa harus terpotong akhir pekan atau hari libur lainnya.
Baca juga: 5 Tips Sehat dan Panjang Umur Ala Dhamma
Apresiasi untuk Shopee
Di bagian atas, saya membahas kalau si pencuri berhasil mengubah semua data Shopee saya berbekal nomor telepon yang masih aktif. Username, email, dan nomor HP, semua diubah.
Memang sih, di akun Shopee tersebut saya belum pernah mengaktifkan pay later ataupun terdapat data sensitif lainnya seperti detail kartu kredit. Namun tetap aja was-was kalau si pencuri memanfaatkannya untuk hal-hal yang nggak saya duga.
Morgan Housel dalam bukunya Same As Ever pernah bilang kalau risiko yang sebenarnya itu justru apa-apa yang gak pernah terpikirkan sebelumnya. Kalau kita bisa memprediksinya sejak awal, itu bukanlah risiko.
Kembali ke akun Shopee, saya memutuskan untuk berusaha mengambil alih lagi akun saya. Terlepas dari akan berhasil atau nggak.
Pertama-tama saya pergi ke Pusat Bantuan di website Shopee. Saya ceritakan kronologi hilangnya HP dan menyertakan juga data detail dari akun kita yang ‘diretas’.
Setelah itu, mereka membalas laporan saya via email. Saya diminta data penunjang seperti KTP, foto selfie, hingga Kartu Keluarga. Intinya mesti sering-sering cek email biar nggak kelewatan update dari mereka.
Setelah kurang lebih 9 hari berbalas email sama Tim Shopee, akun saya akhirnya bisa kembali. Meskipun alon-alon, tapi saya mengapresiasi Tim Shopee yang terus memberikan respons sampai laporan saya terselesaikan.
Buat temen-temen, jangan ragu untuk menghubungi Tim Shopee ya kalau terkendala hal yang sama. Tapi emang harus sabar-sabar aja. HHH.
Password yang Unik dan 2-step verification
Ketika saya kehilangan HP, saya menyadari betul betapa pentingnya 2-step verification email. Kalau saya tidak mengaktifkannya, saya cukup meyakini kalau si pencuri bakalan bisa ‘mengacak-acak’ email saya juga.
Buat temen-temen yang belum mengaktifkannya, segera aktifkan deh. Terutama email-email atau akun-akun utama kalian.
Masalah password juga gak cukup cuma panjang, tapi sebaiknya unik untuk setiap akun. Jangan sampai semua akun mulai dari sosmed, e-commerce, sampai email, passwordnya sama semua. Bisa gawat.
Nah, gara-gara kejadian ini juga, saya jadi meluangkan waktu merekap lagi akun-akun yang saya punya dan memastikan kalau passwordnya sudah up to date. Selalu ada pelajaran yang bisa diambil.
Baca juga: Paket Layanan Baru Biznet Home, Yes or No?
Aktifkan Find My di iCloud
Last but not least, karena kebetulan handphone yang hilang adalah iPhone, saya sangat menyarankan temen-temen untuk mengaktifkan fitur Find My di pengaturan iCloud agar nanti bisa menandai handphone hilang sebagai ‘Mark As Lost’.
Kemarin saya login iCloud via browser di handphone teman sesaat setelah handphone saya hilang, jadi langsung bisa menandainya. Pastikan juga kita nggak lupa password iCloud-nya ya.
Penutup
Sekian beberapa catatan merespons kejadian kehilangan HP yang baru saya alami. Catatan-catatan di atas sengaja saya fokuskan ke mengamankan data-barang kita aja. Semoga apa yang saya alami nggak perlu temen-temen alami. Atau jika terlanjur mengalami, semoga poin-poin di atas bisa sedikit membantu.
Terima kasih banyak sudah membaca artikelnya sampai ujung. Jika merasa isinya bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada kesalahan informasi, silakan hubungi email atau sosial media tertera.
Sumber foto:
Cover: Selwyn van Haaren on Unsplash
Bus Transjakarta: Emod on Unsplash
Gmail: Stephen Phillips – Hostreviews.co.uk on Unsplash