Suatu hari di awal-awal relationship kami, saya dan pasangan pernah ngobrol ringan mengenai kelebihan masing-masing. Kayak punya aja deh. Hehe. Dia dengan pede bilang “aku gak pernah selingkuh”.
Saya coba mencerna jawabannya, kenapa itu kelebihan? Kan semua orang bisa setia. Kalau mau. Tapi, alih-alih mempertanyakan, respons spontan saya justru “aku juga”.
Kami setuju dengan ungkapan selingkuh bukan kesalahan, selingkuh adalah pilihan. Dilakukan secara bertahap, bukan spontanitas.
Lagu baru Raisa “Nyaman Tak Cukup”
Sebenarnya sedikit-banyak kenapa tiba-tiba pengen bahas soal selingkuh gara-gara terinspirasi dari lagu barunya Raisa berjudul “Nyaman Tak Cukup”, yang rilis 15 Maret lalu. Untuk diketahui, lagu tersebut adalah karya Dee Lestari.
“Nyaman Tak Cukup” kurang-lebih bercerita tentang sikap pasangan yang berubah tiba-tiba padahal gak ada perubahan yang signifikan dalam hubungan.
Saling sayang dan yang paling nyaman
Tapi katamu itulah masalahnya
Tanpa misteri, cinta tiada rasa
Sahabat terdekat itu yang kau lihat
Begitu berharga tapi sayangnya nyaman tak cukup
Kau butuh tantangan, rayuan, jebakan
Semua yang membuatmu penasaran dan deg-degan tak ada lagi…
Nyaman tak cukup, aku tak cukup
Baca juga: Ke Pernikahan Mantan Demi Silaturahmi? Kok Agak Hipokrit
Lyodra: Selingkuh tak termaafkan
Lyodra Ginting, salah satu penyanyi favorit saya, juga pernah membahas hal ini di sosial medianya. Lyly ditanya “Apakah orang selingkuh perlu dikasih kesempatan kedua?”.
Dia jawab “Gak usah kasih kesempatan untuk orang yang selingkuh, karena selingkuh itu gak bisa dimaafkan menurut aku. Cari yang lain!”.
Setuju Ly.
Ketika GOOD juga “selingkuh”
Sekitar setahun yang lalu, di salah satu grup saham yang saya ikuti, pernah dibahas soal ‘bad signal’ emiten KEJU (PT Mulia Boga Raya Tbk). Secara halus kami disarankan untuk gak lagi pegang saham ini.
Alasannya terkesan sederhana tapi sebenarnya signifikan, yakni karena KEJU meminjamkan Rp200 miliar ke induk usahanya yakni Garudafood (GOOD) pada 2021 lalu. Padahal KEJU juga baru diakuisisi oleh GOOD setahun sebelumnya.
Kenapa pinjam-meminjam ini jadi sorotan?
Pertama karena Rp200 miliar adalah lebih dari setengah uang kas KEJU. Kedua, bunga pinjaman yang dibayar GOOD ke KEJU di bawah suku bunga pasar. Ketiga, kita gak bisa pastikan apakah GOOD akan membayar dengan tepat waktu.
Padahal, kinerja KEJU waktu itu lagi bagus-bagusnya. Maksudnya uang tersebut sebenarnya bisa saja dipake KEJU untuk ekspansi, menggenjot bisnisnya, atau setidaknya diinvestasikan dengan bunga yang lebih tinggi.
Founder dari grup itu bilang “Apa yang dilakukan GOOD seperti orang selingkuh, besar kemungkinan akan dilakukan lagi, dan lagi”.
Analogi yang menarik.
Intinya kita jadi gak bisa berharap banyak KEJU bisa ‘terbang’ bebas di masa depan. Ibaratnya bocil baru nabung dikit-dikit dari sisa uang saku, pas kekumpul belum banyak, eh udah dipake orangtuanya.
Baca juga: Menjaga Jarak
Penutup
Menjalani hubungan adalah banyak-banyak berkompromi karena mempertahankan hubungan itu sendiri bukan tugas satu pihak aja. Komunikasi adalah kunci utama.
Kalian inget gak sih, pas awal-awal jatuh cinta pasti apapun akan dilakukan demi mendapatkan perhatian dan hatinya. Seiring waktu, diakui atau gak, satu hubungan akan berubah dari deg-degan, excitement yang meletup-letup itu, menjadi berbasis rasionalitas, berlandaskan komitmen.
Apapun latar belakangnya, selingkuh akan selalu jadi pilihan yang kejam dan egois. Melukai kepercayaan dan menghapuskan harapan pasangan.
Jika sudah gak memungkinkan dipertahankan ya akhiri, walau sulit.
Disclaimer: Semua saham-saham yang disebutkan di blog ini, di postingan mana pun, bukan ajakan untuk membeli atau tidak membeli. Resiko investasi pada diri masing-masing
Sumber foto: Cottonbro Studio