Seadanya. Satu kata untuk Lift, sebuah film dari Netflix yang baru aja rilis awal 2024 ini. Saya terutama menyoroti cerita dan efek CGI-nya sih, kayak dibuat buru-buru dan belum mateng.
Saya merasa beruntung nonton Lift di rumah, nyantai, sambil ngemil-ngemil lucu. Kalau di bioskop kayaknya agak gak rela dengan uang tiket dan ongkos yang udah dikeluarkan.
Lift, yang berlatar di Eropa, adalah film tentang geng pencuri “Robin Hood” yang dipimpin Cyrus Whitaker. Mencuri hanya dari yang “layak dicuri”.
Satu waktu aksinya berhasil diungkap Interpol yang menyebabkan Cyrus Cs terancam hukuman penjara yang panjang. Sebuah tawaran kekebalan hukum diberikan asal… mereka mau membantu Interpol menggagalkan sebuah pengiriman emas bernilai ratusan juta dollar.
“Perampokan” emas ini gak dilakukan di darat, melainkan di udara, dari ketinggian sekitar 40.000 kaki. Setiap detail harus diperhatikan karena jadi lebih menantang.
Emas ini punya siapa deh?
Emas batangan yang dimasukin ke brankas ini adalah milik Lars Jorgensen, seorang penjahat kelas kakap, yang akan dia gunakan untuk membayar jasa ke sebuah geng penjahat lainnya. Cyrus dkk harus menggagalkan pengiriman emas ini sekaligus menangkap Jorgensen.
Baca juga: Perlu Nonton A Haunting in Venice Gak?
Sedikit soal tim-nya Cyrus, mereka terdiri dari 6 orang yakni:
- Cyrus Whitaker: Diperankan oleh komedian terkenal Kevin Hart. Agak sulit melupakan sejenak image komedian yang kadung melekat pada Hart.
- Denton: Memiliki keahlian sulap dan menyamar
- Camila: Ahli sekali mengemudi, termasuk mengemudikan pesawat. Kalau kalian nonton Money Heist, pasti gak asing dengan aktris satu ini. Dia berperan sebagai Tokyo di sana.
- Magnus: Ahli pembobol brankas.
- Mi-Sun: Ahli elektronika dan memanipulasi teknologi, termasuk membuah pesawat tak terbaca di radar.
- Luc: Berperan, salah satunya, sebagai pengendali drone
Baca juga: Ending Kurang Greget Series Netflix Dear Child
Kritik Terhadap Lift
Beberapa pihak bilang film ini membosankan. Jujur saja, bener juga. Saya merasa cenderung gak ada yang spesial.
Satu yang pasti sih saya cukup dibuat bingung dengan ‘jembatan’ antar plot-nya. “Kenapa begini sih? Awalnya gimana tadi?” beberapa kali saya ulang adegannya karena belum paham.
*apa saya aja? wkwk
Dialog-dialognya terkesan seadanya. Efek CGI di dalamnya juga kurang alus. Patut disayangkan untuk film yang mengedepankan action dan menyajikan teknologi-teknologi canggih.
Saya juga gak mendapatkan chemistry antar pemainnya secara umum, dan secara khusus chemistry untuk hubungan romance antara Cyrus dengan petugas Interpol, Agen Abby Gladwell. Hambar aja gitu.
Digarap oleh F. Gary Gray dengan pengalaman mumpuni di genre ini, nyatanya belum bisa membuat film ini outstanding.
Dibanding dengan film genre sejenis, saya harus katakan Lift masih belum mampu bersaing. Lift belum mampu meninggalkan kesan-kesan wah yang membuat penontonnya membicarakan film ini setelah mereka menontonnya (dalam kesan positif).
Jadi saran saya, kalau belum nonton, mending nonton yang lain dulu aja.
Terima kasih banyak sudah membaca artikelnya sampai ujung. Jika merasa isinya bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada kesalahan informasi, silakan hubungi email atau sosial media tertera.