CEO Duolingo Ingin Orang Kecanduan Belajar

Luis CEO Duolingo (TED YouTube)

Kalau kita bahas aplikasi belajar bahasa asing, pasti sulit untuk gak mengingat Duolingo. Sebuah aplikasi yang sekarang udah punya lebih dari 20 juta pengguna aktif harian di seluruh dunia.

 

Nah, belakangan saya baru tau kalau satu dari dua founder Duolingo berasal dari Guatemala. Orang visioner tersebut adalah Luis von Ahn.

 

Sekedar informasi, Guatemala adalah salah satu negara Amerika Latin yang letaknya di bawah Meksiko kalau di peta. Termasuk salah satu negara berkembang dengan penduduk sekitar 18 juta jiwa (sekitar setengah dari penduduk Jawa Tengah).

 

Dalam video TED berdurasi 12 menit, Luis menceritakan tentang awal mula Duolingo dibangun, begitu inspiratif. Saya akan coba membahasnya sedikit di tulisan ini.

 

Merantau ke Amerika Serikat

 

Luis mengatakan kesenjangan pendidikan di Guatemala masih begitu terasa. Hanya orang-orang kaya yang bisa mengakses pendidikan yang berkualitas.

 

“Saya beruntung bisa bersekolah di sekolah orang kaya, meskipun gak terlahir kaya,” katanya.

 

Luis, yang dibesarkan seorang single mother, merasa beruntung karena ibunya mau ‘berinvestasi besar-besaran’ untuk pendidikannya. Dia pun akhirnya bisa merantau untuk berkuliah di Amerika Serikat (AS).

 

Dia di AS hingga mendapatkan gelar PhD dan bahkan jadi professor di bidang ilmu komputer di Carnegie Mellon University.

 

Baca juga: Biografi Elon Musk: Tentang Gen Pengambil Risiko

 

Sejarah Duolingo Berdasarkan Cerita Co-Foundernya

 

Gak puas dia aja yang pinter, Luis pengen kalau pendidikan bisa diakses semua orang apapun latar belakangnya. Lebih dari itu, dia ingin orang-orang kecanduan untuk belajar.

 

Lahirlah Duolingo.

 

Luis mulai mengembangkan Duolingo sekitar tahun 2011 dengan co-founder sekaligus mahasiswa PhD-nya, Severin Hacker. Fun fact-nya, baik Luis atau Severin adalah imigran. Severin sendiri berasal dari Swiss.

 

Alasan Luis dan Severin memilih pembelajaran bahasa asing sebagai subjek awal Duolingo, bukan matematika atau yang lainnya, karena beberapa alasan:

 

Pertama, karena banyak sekali orang, sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia, yang belajar bahasa asing. Sekitar 80% di antaranya belajar Bahasa Inggris.

 

Alasan kedua adalah karena bahasa asing bisa memberi nilai tambah dan sangat potensial untuk meningkatkan income seseorang.

 

“Ini berbeda dengan banyak subjek pelajaran lainnya, katakanlah matematika. Biasanya setelah kamu belajar matematika, kamu akan belajar fisika, untuk kemudian jadi seorang teknis sipil, (teknik sipil inilah) yang bisa menghasilkan lebih banyak income,” kata Luis.

 

“Sementara kalau kamu belajar Bahasa Inggris, kamu bisa kerja sebagai pelayan di hotel, dan menghasilkan lebih banyak uang,” lanjutnya.

 

Luis von Ahn (Duolingo)

 

Setelah subjek dipilih, selanjutnya adalah platform. Luis dan Severin sepakat bahwa handphone, lebih tepatnya smartphone, akan jadi media yang tepat.

 

Nah, untuk menjadikan orang-orang kecanduan belajar alias menggunakan Duolingo setiap hari, Luis menerapkan “daily streak”. Pengguna biasanya gak mau kehilangan streak mereka.

 

“Lebih dari 3 juta pengguna aktif Duolingo sudah melebihi 365 hari streak. Nah, fun fact soal streak ini, menurut kamu negara mana yang average streak-nya tertinggi?” tanya Luis.

 

“Yap, Jepang, of course,” jawabnya. Amerika Latin adalah dengan average terendah. Ini jadi lebih ‘fun’ karena seperti diketahui, Luis adalah orang Latin.

 

Baca juga: 5 Tips Sehat dan Panjang Umur Ala Dhamma

 

Dana Operasional Duolingo dari Mana?

 

Subjek udah, platform udah, sampe jurus bikin kecanduan pun udah. Sekarang dari mana dana operasional Duolingo?

 

Duolingo menerapkan biaya subscription untuk pengguna yang mau skip iklan. Saya sendiri membayar paket layanan Rp419.000 per tahun agar bisa belajar sepuasnya dan tanpa iklan.

 

Nah, subscription ini menjadi semacam subsidi silang untuk mereka yang memilih untuk menjadi pengguna free. Karena fyi, kata Luis, pengguna layanan premium Duolingo mostly berasal dari negara-negara kaya seperti AS dan Kanada.

 

“Apa yang saya suka dari skema ini adalah seperti skala kecil dari distribusi kekayaan, karena pada dasarnya (skema ini) seperti orang-orang kaya yang membayar pendidikan semua orang,” kata Luis.

 

“I like that,” tegasnya.

 

Fyi lagi, saat ini Duolingo sudah menjadi perusahaan terbuka (tbk) yang listing di Nasdaq (US). Duolingo, dengan kode DUOL, resmi melantai pada Juli 2021.

 

Ketika Elon Musk goal-nya pengen mengolonisasi Mars, goal Luis adalah agar pendidikan bisa dirasakan oleh semua orang. Sangat inspiratif!

 

Bagi yang penasaran mengenai paparan Luis di TED, videonya saya taruh di bagian bawah. Kalau belum nonton, maka layak banget ditonton sebagai tontonan untuk mengawali 2024.

 

Kalian, ada yang pakai Duolingo juga?

 

 

Terima kasih banyak sudah membaca artikelnya sampai ujung. Jika merasa isinya bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada kesalahan informasi, silakan hubungi email atau sosial media tertera.

 

 

Bagikan artikel ini
Terbaru
seneca

Luck is what happens when preparation meets opportunity

- Seneca -
Mau dikirimin artikel terbaru dong!

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Jumlah TikTokers di Indonesia lebih dari 100 juta akun, salah satu yang terbanyak di dunia. Saya seakan tidak punya alasan untuk melewatkan TikTok sebagai media belajar dan sharing. Jadi, ketemu di sana juga yuk!

KENALAN YUK

Jika merasa konten di sini bermanfaat, minta tolong di-share ya artikelnya. Saya juga terbuka kalau teman-teman ingin berdiskusi.

kirim email