Kiper Newcastle Nick Pope jadi sasaran kritik karena dianggap buang-buang waktu saat pertandingan persahabatan antara Newcastle United Vs Brighton and Hove Albion belum lama ini.
Dalam pertandingan itu, Brighton mau cepet-cepet game on lagi. Tapi, begitu bola dilempar ke lapangan oleh mereka, Pope malah sengaja nendang bola lainnya ke dalam lapangan demi dia bisa balik ke posisi dia dulu. Akhirnya lemparan Brighton pun harus diulang.
“What?? Lo buang-buang waktu di pertandingan yang gak penting?” kira-kira begitu komentar seorang netizen. Videonya bisa diliat di sini.
Awal Juli lalu, pelatih Persija Thomas Doll juga jengkel sama para pemain PSM Makassar karena dianggap sengaja buang-buang waktu. Doll bilang pemain PSM pura-pura cedera tiap beberapa menit sekali.
“Jakmania datang buat nonton sepakbola, bukan nonton tiap 3 atau 5 menit ada pemain yang jatoh, buang-buang waktu, terutama nomor 4 (Yuran Fernandes),” begitu kata Doll.
Keresahan soal buang-buang waktu di sepakbola ini emang sebaiknya segera dicari jalan keluarnya. Kabar baiknya, ada signal positif dari Inggris.
Ofisial sepakbola Inggris membuat sejumlah aturan baru untuk musim 2023/24 sebagai jalan keluar agar pertandingan berjalan lebih efektif dan menit ball in play meningkat.
Apa aja tuh? Saya coba membahasnya di artikel ini. Yuk!
Piala Dunia 2022
Sebelum bahas soal Inggris, mari inget-inget lagi Piala Dunia 2022 di Qatar. Sepanjang gelaran 4 tahunan itu, perpanjangan waktu yang diberikan wasit cenderung lebih panjang. Hampir di semua pertandingan, perpanjangan waktunya di atas 5 menit.
Saat itu, satu game berlangsung lebih dari 100 menit adalah hal yang biasa. Pertandingan antara Iran dan Inggris pada 21 November 2022 menjadi pertandingan Piala Dunia dengan perpanjangan waktu terlama sepanjang sejarah yakni 27 menit.
Untuk Piala Dunia 2022, ofisial FIFA memang memutuskan untuk “merinci lebih akurat” kejadian-kejadian apa aja sepanjang pertandingan yang bisa ditambahkan ke injury time. Jadi, gak ada tuh perpanjangan “cuma” 1-2 menit.
Hasilnya, rata-rata ball in play pertandingan di Piala Dunia kemaren mencapai lebih dari 58 menit. Lebih tinggi dari ball in play di liga-liga top Eropa pada musim 2022/23. Mission completed.
Baca juga: Hindari Wasting Time, Handuk Resmi Dilarang di Liga Inggris
Premier League Adopsi Piala Dunia Qatar
Berdasarkan data Opta Analyst, rata-rata 30 detik hilang di tiap tendangan bebas, sepak pojok, dan selebrasi gol di Premier League musim 2022/23. Sementara lemparan ke dalam butuh waktu sekitar 16 detik.
Tendangan pinalti lebih lama lagi, sekitar 2 menit waktu terbuang. Biasanya gara-gara pemain protes dan persiapan penalti-nya itu sendiri.
Ofisial sepakbola Inggris yang khawatir dengan semakin menurunnya ball in play di kompetisi mereka, mulai mengambil sikap. Mereka memutuskan untuk mengadopsi apa yang dilakukan sepanjang Piala Dunia 2022.
PGMOL (dewan yang bertanggung jawab atas ofisial di sepakbola Inggris) dan IFAB (Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional) membuat beberapa kesepakatan untuk diterapkan di Liga Inggris mulai musim 2023/24. Gak cuma seputar tambahan waktu, kesepakatan tersebut juga ngatur soal area teknis, kontak fisik, dan protes pemain.
Secara lebih lengkap, di antaranya sebagai berikut:
- Terkait pemborosan waktu, mulai musim depan EFL juga akan mengadopsi sistem multiball (selama ini hanya ada di Premier League). Sebelumnya, EFL juga resmi melarang handuk, atau benda apapun, untuk mengeringkan bola (aturan ini belum berlaku di Premier League).
- Wasit wajib menghitung berapa sih waktu yang terbuang gara-gara selebrasi gol, pergantian pemain, persiapan tendangan bebas dan penalti, serta penanganan cedera. Nantinya semua perhitungan itu ditambahkan ke injury time.
- Gak dikit-dikit pelanggaran. Wasit bakal menerapkan “standar lebih tinggi” pada kontak fisik biar permainan gak sering-sering dihentikan. Kecuali tentu aja kalau kontak fisiknya dianggap “keterlaluan” dan membahayakan.
- Kapten tim wajib bertanggung jawab pada kelakukan rekan setimnya, termasuk wajib mendorong mereka buat main dengan fair play dan patuh sama keputusan wasit.
- Pemain yang mengerubungi wasit buat protes bisa dikenakan kartu kuning. Kartu kuning bisa diberikan ke beberapa pemain sekaligus.
- Pelatih wajib berada di area teknis selama pertandingan. Pelatih juga gak boleh masuk lapangan buat protes atau komunikasi dengan wasit.
- Keputusan wasit dilarang diprotes dengan bantuan teknologi.
Baca juga: Selamat Datang di Premier League, Luton Town!
Penutup
Wasting time memang masalah kronis sepakbola, gak cuma di Liga Inggris, tapi di liga dan kompetisi di level mana pun di dunia.
Strategi buang-buang waktu terasa gak fair terutama buat tim yang dalam posisi ketinggalan. Strategi ini menodai semangat fair play yang selama ini dikampanyekan.
Saya cukup enjoy menonton pertandingan basket atau voli karena bebas dari masalah penguluran waktu ini. Bisa gak ya masalah ini akhirnya diatasi di sepakbola?
Terima kasih banyak sudah membaca artikelnya sampai ujung. Jika merasa isinya bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada kesalahan informasi, silakan hubungi email atau sosial media tertera.
Sumber artikel: FA, The Guardian, Sky Sports, Opta Analyst