Thiago Alcantara adalah dirigen di “orkestra” serangan Liverpool. Dia pemberi umpan-umpan magical sekaligus pengontrol permainan.
Terlepas dari Liverpool menang atau kalah, bisa menonton Thiago selalu jadi hiburan tersendiri. Saya gak pernah absen berdecak kagum saat menyaksikan betapa penuh talentanya dia di lapangan.
Namun, konsistensi Thiago selalu terganjal oleh masalah terbesarnya: cedera.
Tiga tahun di Liverpool, cedera seakan jadi nama tengah dia. Di sisi lain, Thiago adalah salah satu pemain dengan gaji termahal di Liverpool sekitar £200.000 per pekan (yang jika dirupiahkan sekitar Rp3,8 miliar per pekan).
Saat ini kontraknya tersisa 1 musim di Liverpool. Perlukah menjualnya demi sejumlah dana segar sekaligus menghemat anggaran gaji sekitar Rp200 miliar? Atau biarkan Thiago “menari” sekali lagi, semusim ke depan, dan kemudian melepasnya secara free?
Rentetan cedera Thiago
Flashback sedikit, Thiago didatangkan dari Bayern Munich dengan nilai transfer £25 juta (setara Rp480 miliar) pada awal musim 2020/21. Thiago datang ke Anfield di usia 29 tahun.
Saya mengenang lagi betapa antusiasnya saya saat itu. Wow, Thiago berseragam Liverpool!
Saat transfer kepindahan Thiago ke Merseyside terkonfirmasi, Steven Gerrard sendiri mengungkap perasaannya seperti “ada kupu-kupu di perut” saking senangnya.
Namun, cedera yang sudah menghantuinya sejak di Bayern, menjadi semakin memburuk di Liverpool. Kembali dari cedera 1-2 minggu, lalu cedera lagi beberapa bulan. Berikut history cedera Thiago selama sekitar 5 musim terakhir dikutip dari Transfermarket:
Berdasarkan catatan The Athletic, dalam 3 musimnya sejauh ini, Thiago sudah bermain sebanyak 97 kali dari total 168 pertandingan yang dimainkan Liverpool atau sekitar 58%. Itu pun tak semuanya dia jadi starter.
Baca juga: Rumitnya Liverpool
Sistem baru Liverpool
Merespons rentetan hasil buruk di tengah musim 2022/23, Klopp mengubah sistem permainan menjelang akhir musim, dan berhasil. Formasi 4-4-3 diubah menjadi 3-4-3 dengan Trent diberi peran baru di lini tengah. Dari 9 pertandingan terakhir EPL, 7 kemenangan berhasil diraih dan 2 lainnya imbang.
Kedatangan Alexis Mac Allister dan Dominik Szoboszlai membuat perebutan starter di lini tengah akan memanas. Katakanlah Trent sudah pasti mendapatkan tempatnya, lalu siapa 3 pendampingnya?
Setidaknya Liverpool punya 8 pemain di tengah saat ini:
- Stefan Bajcetic
- Harvey Elliott
- Fabinho
- Jordan Henderson
- Curtis Jones
- Thiago
- Mac Allister
- Dominic Szoboszlai
Pasti akan jadi keputusan yang sulit untuk Klopp. Apalagi jika Liverpool beneran akan merekrut gelandang satu lagi untuk spesialis nomor 6.
Thiago/Fabinho/Bajcetic?
Mac Allister/Jones?
Henderson/Elliott/Szoboszlai?
Keputusan mencadangkan Curtis Jones sepertinya akan kurang bijak di tengah performa dia yang lagi bagus-bagusnya. Timnas Inggris U21 jadi pembuktian kalau Jones juga berbakat untuk opsi double pivot.
Terbaru, dengan posisinya sebagai double pivot bersama Angel, dia jadi Player of the Match di semifinal U21 European Championship lawan Israel.
Jones Cs membawa Inggris ke final untuk menantang Italia. Terakhir kali Inggris sampai di final adalah 2009, dan terakhir juara pada 1984.
Penampilan Fabinho juga, entah kenapa, tiba-tiba jadi menjanjikan lagi menjelang akhir musim kemarin. Padahal, sejak awal musim banyak yang menduga kalau penampilan terbaiknya di Liverpool sudah lewat. Jadi, merupakan keputusan berat juga jika harus mencadangkan dia.
Saya menduga Jones akan ganti-gantian jadi starter dengan Mac Allister. Lalu Fabinho starter di samping Trent (kalau gak ada ‘new number 6’). Sementara Szoboszlai akan gak tergantikan di kanan, paling bakal diganti Hendo/Elliott kalau Liverpool udah di posisi unggul.
Seandainya skenario-nya kayak di atas, maka Elliott terancam kehilangan banyak menit bermain. Kalaupun jadi starter, kemungkin hanya akan dimainkan di laga seperti Carabao Cup atau FA Cup. Meminjamkan Elliott atau menjualnya mungkin bisa dipertimbangkan demi win-win solution.
So, penampilan di pre-season akan jadi kunci soal siapa yang akan dipilih Klopp.
Baca juga: Di Mana Masa Depan Curtis Jones?
Penutup
Berdasarkan rumor yang beredar, Thiago telah menolak tawaran “menguntungkan” dari klub Saudi. Dia memilih stay di Anfield di sisa satu musimnya. Liverpool sendiri belum ada indikasi untuk memperpanjang kontrak Thiago.
Namun, relakah Liverpool melepas Thiago secara cuma-cuma musim depan? Layaknya klub melepas Ox, Keita, Firmino, dan Milner. Sayang sih menurut saya.
Mengingat lagi rentetan cederanya dan gaji yang tinggi, ditambah sudah adanya tambahan 2 pemain baru di lini tengah, melepas Thiago (dengan harga yang pantas) akan jadi keputusan yang positif. Saya pikir fans juga akan memakluminya.
Jadi, kita tunggu aja gimana keputusan Thiago dan Liverpool pada akhirnya.
Terima kasih banyak sudah membaca artikelnya sejauh ini. Jika isinya bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada kesalahan informasi, silakan hubungi email atau sosial media tertera.
Sumber artikel: The Athletic dan berbagai sumber
Sumber foto: @lfc, Transfermarket