Peter Thiel, rekan Elon Musk waktu di Paypal, pernah bilang “Elon menginginkan risiko demi kepuasannya sendiri,”. Omongan Thiel bukan tanpa sebab, Elon Musk memang pengambil risiko sejati. Sama seperti kakek dan neneknya.
Dalam buku Elon Musk by Walter Isaacson, kakek-nenek Elon dari garis ibu: Joshua dan Winnifred Haldeman adalah juga pengambil risiko sejati. Joshua dan Winnifred berasal dari Moose Jaw, selatan Kanada.
Joshua pernah beli pesawat mesin tunggal meski gak tau cara nerbanginnya. Pokoknya yang penting beli dulu yekan. Setelah belajar dan pelan-pelan bisa menerbangkannya, Joshua bertransformasi jadi pilot petualang. Dia menjelajah berbagai tempat.
Pekerjaan utama Joshua sebagai terapis chiropractic. Hanya saja, tahun 1930an, saat krisis ekonomi The Great Depression terjadi, Joshua kehilangan harta bendanya. Dia terpaksa hidup “menggelandang” dan kerja serabutan.
Sementara itu Winnifred juga gak kalah petualang. Ketika belia, dia memberanikan diri merantau ke Amerika Serikat untuk belajar dansa. Setelah mahir, dia pulang kampung dan membuka kelas dansa di Moose Jaw. Nah, di kelas ini lah, dia bertemu dengan Joshua yang jadi muridnya.
Pernikahan mereka dikaruniai 4 orang anak, termasuk Maye Haldemans (ibu Elon).
Baca juga: Detective Conan: The Black Iron Submarine
Pindah dari Kanada ke Afrika Selatan
Joshua, yang aktif di gerakan politik beraliran fundamentalis konservatif, memutuskan pindah ke Afrika Selatan (Afsel) pada 1950. Afsel kala itu masih dipimpin oleh rezim apartheid kulit putih.
Dia menganggap kalau pemerintah Kanada terlalu banyak ngatur kehidupan warganya. Kepindahan ke Kanada juga dipengaruhi oleh keterlibatan Joshua dalam gerakan yang mendukung agar sebuah negara dipimpin oleh seorang teknokrat.
Ngomong-ngomong soal teknokrat, Elon diyakini juga menganut aliran technocracy ini dalam membangun karir dan bisnisnya sekarang.
Kembali ke Joshua, mereka ke Afsel dengan kapal barang. Gak lupa Joshua membongkar pesawat-nya agar bisa dimasukkan ke peti untuk dibawa serta.
Sejak tinggal di Afsel, tepatnya di Pretoria, Joshua kerap ke sana ke mari dengan pesawat-nya. Pesawatnya bahkan diyakini jadi pesawat single engine pertama yang terbang dari Afrika ke Australia.
“Dia tahu petualangan yang sebenarnya melibatkan risiko. Risiko memberinya energi,” Elon mengenang kakeknya.
Joshua meninggal di usia 71 tahun (1974) dalam kecelakaan pesawat ketika Elon berusia 3 tahun.
Baca juga: Ending Kurang Greget Series Netflix Dear Child
Sekilas Buku Elon Musk
Buku biografi Elon Musk “Elon Musk by Walter Isaacson” resmi dirilis September 2023 lalu. Gue beli di Amazon (via Kindle) dengan harga US$17 atau sekitar Rp260.000.
Bukunya lumayan tebel, hampir 700 halaman. Gue akan coba menceritakan tentang buku tersebut dalam beberapa tulisan. Jadi, tunggu tulisan berikutnya ya!
Terima kasih banyak sudah membaca artikelnya sampai ujung. Jika merasa isinya bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada kesalahan informasi, silakan hubungi email atau sosial media tertera.