Astragraphia Dijual Rp30 M Aja, Padahal Labanya Rp97 M

Kantor Astragraphia

Konten saya di TikTok tentang “Astragraphia dijual Rp30 miliar” ternyata cukup menarik perhatian. Oleh sebab itu, saya akan coba membahasnya lagi di sini.


Semua berawal ketika saya lihat PT Astra Graphia Tbk (ASGR) merilis laporan keuangan full year 2022 mereka pada 23 Februari 2023 lalu. Sebetulnya tidak ada yang terlalu istimewa dengan kinerja salah satu perusahaan grup Astra itu, namun, yang menarik perhatian saya adalah laporan arus kasnya.


Kenapa Astragraphia Dihargai Rp30 Miliar Aja?


Harga saham Astragraphia adalah Rp950 per lembar (harga penutupan 22 Februari 2023). Sementara itu jumlah lembar sahamnya adalah 1.348.780.500 lembar. Jadi, kalau kita mau beli Astragraphia, maka kita harus mengeluarkan uang sekitar Rp1,28 triliun.


“Lah, katanya Rp30 miliar, kenapa jadi Rp1,28 triliun?”


Nah, seperti yang saya mention sebelumnya, ada yang menarik dengan ‘kas dan setara kasnya’. Astragraphia punya aset dalam bentuk cash sebanyak Rp1,25 triliun. Cash tersebut sekitar 90 persennya dalam bentuk deposito.


Mulai nyambung ya sampai di sini.


So, market cap ASGR adalah Rp1,28 triliun, kemudian dikurangi cash Rp1,25 triliunjadi harga belinya adalah sekitar Rp30 miliar!


Membeli perusahaan Astragraphia ibarat kita beli mobil Rp300 juta, trus di bagasinya ada uang tunai Rp280 juta. Surprise! Kayak dapet cashback gitu deh.


Belum lagi ketika kita hitung aset-aset ASGR yang lainnya. Aset tetap mereka mencapai Rp300 miliar sendiri. Nilai plus lain adalah Astragraphia tidak punya hutang berbunga sama sekali dan juga rajin membagikan dividen setiap tahunnya sekitar 40% dari total laba.


Gimana? Kalian tertarik untuk mengoleksi saham Astragraphia gak? Wait.. Sebelum itu, kita coba bahas kinerjanya dulu yuk.


Baca juga: Pengertian Waran, Alasan Penerbitan, dan Untung Ruginya


Kinerja Astragraphia sepanjang tahun 2022


Berdasarkan laporan keuangan full year 2022, penjualan Astragraphia tercatat Rp2,9 triliun atau menurun sekitar 12% dibanding tahun 2021. Penjualan Astragraphia berasal dari jasa dan sewa (51%), penjualan barang (33%), dan pendapatan proyek (16%).


Penjualan menurun terutama karena penurunan dari segmen ‘penjualan barang’ yang mencapai 42%. Pada 2021, penjualan barang mencapai Rp1,65 triliun, sementara tahun 2022 menjadi Rp952 miliar.


Meski penjualan turun, Astragraphia berhasil membukukan laba bersih lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yakni meningkat sekitar 11% dengan nilai Rp97 miliar.


 

Baca juga: Setelah Satu Tahun Program Nabung Saham


Bisnis baru Astragraphia: 3D Printing


ASGR memiliki dua anak usaha yakni PT Astragraphia Xprins Indonesia (AXI) yang fokus pada lini bisnis Solusi Perkantoran, dan PT Astra Graphia Information Technology (AGIT) yang fokus pada Solusi Teknologi Informasi.


AGIT berkolaborasi dengan mitra strategis dan juga menyediakan solusi sendiri yang mencakup hardware, software, dan services. Sementara AXI melakukan penjualan di e-commerce mereka sendiri namanya AXIQoe.com dan layanan printing online melalui PrintQoe.com. Pada Agustus 2022, AXI mulai merambah bisnis pencetakan tiga dimensi (3D Printing).


3d Printing Astragraphia Tbk (ASGR)
Launching 3D Printing pada 2022


Penutup


Dalam Laporan Tahunan 2022, Presiden Komisaris Astragraphia, Pak Santosa, mengakui tren WFH dan bekerja hibrid berpotensi menurunkan volume pencetakan dokumen di kantor-kantor.


Tapi, katanya, secara bersamaan ASGR juga terus mencoba menangkap peluang-peluang baru di antaranya terkait managed print service, integrasi printing dan cloud, intelligent digital workspace, dan otomasi proses kerja.


So, kalian jadi tertarik untuk menjadi investor Astragraphia gak?


Terakhir, terima kasih banyak sudah mampir sejenak di sini. Jika berkenan, silakan share artikel ini ya.

 

Disclaimer: Semua saham-saham yang disebutkan di blog ini, di postingan mana pun, bukan ajakan untuk membeli atau tidak membeli. Resiko investasi pada diri masing-masing


Sumber foto: Website Astragraphiada

Bagikan artikel ini
Terbaru
seneca

Luck is what happens when preparation meets opportunity

- Seneca -
Mau dikirimin artikel terbaru dong!

Jumlah TikTokers di Indonesia lebih dari 100 juta akun, salah satu yang terbanyak di dunia. Saya seakan tidak punya alasan untuk melewatkan TikTok sebagai media belajar dan sharing. Jadi, ketemu di sana juga yuk!

KENALAN YUK

Jika merasa konten di sini bermanfaat, minta tolong di-share ya artikelnya. Saya juga terbuka kalau teman-teman ingin berdiskusi.

kirim email