Sulit untuk gak gregetan pada tokoh Donny saat kita menonton Baby Reindeer. Terlalu gak enakan dan sulit membuat keputusan adalah dua kombinasi yang membuatnya mudah diperdaya orang lain.
Kenyataannya semua respons dia itu, pada apa yang terjadi dalam hidup, adalah dampak dari sebegitu bencinya dia sama diri sendiri. Dia bingung, frustasi, dan akhirnya denial pada apapun atau siapapun yang mencoba menganggapnya layak disayangi.
Baby Reindeer adalah sebuah limited series buatan Netflix yang diangkat dari kisah nyata Richard Gadd. Dalam series ini, nama Richard diganti menjadi Donny Dunn.
Uniknya, Richard memerankan sendiri tokoh Donny. Bahkan dia terlibat dalam penulisan naskah dan produksinya juga.
Baby Reindeer Tentang Apa?
Baby Reindeer bercerita tentang sosok Donny Dunn yang pernah menjadi korban pelecehan seksual sesama jenis dan korban penguntitan oleh seorang wanita.
Btw, warning! Tulisan ini mengandung spoiler.
Semua berawal ketika dia merantau ke London untuk mewujudkan mimpinya jadi komika terkenal. Dia tampil di bar yang fee-nya bergantung pada ‘saweran’ penonton.
Namun, jangankan ada yang nyawer, bahkan kadang-kadang gak ada yang nonton. Sad. Oleh sebab itu, untuk biaya hidup sehari-hari, dia bekerja sebagai pelayan di sebuah cafe.
Sampai suatu hari, datang Darrien, seorang pria yang memuji penampilan stand up Donny dan memberi tip cukup besar. Gak cuma itu, Darrien bahkan menjanjikan Donny menjadi penulis terkenal lewat network yang dia miliki.
Donny pun diundang datang ke tempat tinggal Darrien jika memang tertarik. Singkatnya, ternyata Darrien janji-janji manis doang.
Donny hanya dimanfaatkan. Di rumah Darrien, Donny dibuat teler dengan obat-obatan terlarang dan dilecehkan secara seksual ketika sudah tak sadarkan diri.
Baca juga: Tentang Series Netflix 3 Body Problem
Apakah Donny lantas ninggalin Darrien? Belum. Donny yang mulai kecanduan gak punya pilihan selain datang lagi dan lagi. Di lain sisi, Donny juga masih menyimpan mimpi kalau dia akan jadi penulis terkenal.
Sampai satu waktu, saat Darrien sedang melecehkannya, Donny tiba-tiba sadar dari teler. Sejak itu, baru deh Donny beneran gak pernah datang lagi.
Singkat cerita, di tengah kebencian pada diri sendiri karena pelecehan yang diterimanya, Donny malah terjerembab ke permasalahan (orang bermasalah) lain bernama… Martha.
Segelas Teh dan Baby Raindeer
Martha adalah pengunjung di café tempat Donny bekerja. Namun, bukannya memesan sesuatu, Martha hanya diam saja.
Akhirnya Donny bertanya “mau pesan apa?”. Pertanyaan yang biasa saja. Martha bilang dia gak punya uang jadi gak bisa pesan apa-apa.
Karena kasihan, Donny memberinya segelas teh. Gratis. Martha tampak senang. Senang yang berlebihan tepatnya.
Dari sini lah, semua petaka itu bermula.
Martha rupanya menganggap kalau Donny suka padanya. Dia lantas datang tiap hari ke cafe tersebut dan duduk seharian sampai shift Donny habis.
Gak cuma itu, hal yang mulai mengganggu Donny adalah Martha membombardir Donny via email dengan kata-kata rayuan dan mulai memanggilnya dengan ‘baby reindeer’.
Keadaan semakin memburuk ketika obsesi Martha pada Donny semakin tak terbendung. Martha mulai mendatangi tempat tinggal Donny tanpa izin. Bahkan menginap.
Apakah Donny bersikap tegas terhadap Martha agar menjauhinya? Nggak juga.
Menyikapi Martha, Donny justru terkungkung dilema. Satu sisi dia merasa terganggu dan ingin lapor polisi. Di sisi lain, hanya Martha lah, satu-satunya, yang kerap memujinya. Gak ada orang lain. Dan Donny merasa senang dengan hal itu.
Baca juga: The Gentlemen: Enjoyed Every Second
Katarsis
Baby Reindeer adalah kisah seorang komika gagal yang menyakitkan untuk ditonton. Sangat gak nyaman disaksikan. Lelucon di dalamnya adalah komedi hidup yang getir dan menakutkan.
Kebencian Donny pada diri sendiri yang dia anggap ‘kotor’, membuatnya sulit untuk jujur pada orang-orang di sekitarnya. Termasuk jujur terhadap perasaannya. Dia merasa bahwa dia selamanya gak layak disayangi, dicintai.
Secara personal, Baby Reindeer seakan memberi pengalaman katarsis bagi saya. Satu sisi saya gregetan sama Donny “kenapa sih gak gini gini gini..”. Sisi lain, kok saya kayak ngaca.
Selama ini banyak sekali keputusan yang tertahan di kepala. Maunya ambil keputusan X agar masalah cepat selesai. Pada akhirnya malah keputusan Z yang diambil karena takut keluar dari zona nyaman.
Kita semua pasti pernah mengalaminya. Kita tahu apa solusinya, cuma kita terlalu takut untuk merealisasikannya.
Saya hanya bisa bilang kalau, di tengah kontroversinya, Baby Reindeer layak sekali ditonton.
Netflix Digugat Rp2,7 T atas Dugaan Sebar Fitnah lewat Baby Reindeer https://t.co/WHlgWOL85k
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) June 7, 2024
Terima kasih banyak sudah membaca artikelnya sampai ujung. Jika merasa isinya bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada kesalahan informasi, silakan hubungi email atau sosial media tertera.
