Viona Fadrin berdiri di atas panggung teater JKT48 untuk terakhir kalinya. Memakai gaun dan menggenggam seikat bunga, dia bersiap membacakan surat perpisahan.
Pelan, dia membuka surat itu dan mulai membacanya kalimat per kalimat. Secara umum, suratnya emosional. Apalagi dibacakan dengan sambil terus-terusan menahan tangis.
Dalam surat itu, Vivi aka Badrun mengungkap hal-hal yang dia anggap sebagai kekurangannya selama ini, seperti pemalu, cengeng, penakut, dan kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain.
Melalui surat itu juga, dia seakan ingin memberitahu semua orang tentang perjuangan beratnya, perjuangan mengalahkan… diri sendiri. Mengalahkan ego negatif yang selama ini membuatnya nyaman untuk tidak berkembang.
Dan dia… berhasil.
Perjalanan sekitar 2,5 tahunnya di JKT48 adalah perjalanan berharga untuk menyelami dirinya sendiri, sedalam-dalamnya. Perjalanannya itu tak melulu soal bagaimana menjadi nomor satu ataupun menjadi senbatsu.
Dia juga menyebut JKT48 sebagai ‘rumah’. Ketika diucapkan oleh seorang Viona Fadrin yang terkenal denial, tentu ‘rumah’ di sini menjadi bukan kata-kata klise lagi. Bukti bahwa betapa JKT48 begitu berperan penting dalam mengubah dia secara ‘besar-besaran’.
Baca juga: Viona Fadrin dan Candaan Terakhirnya di Teater
Berikut pidato Badrun selengkapnya:
Hallo semuanya..
Hampir 2,5 tahun aku di JKT48. Menurut aku, itu bukan waktu yang sebentar. Di sini itu bukan cuma tempat latihan menyanyi dan menari aja. Tapi aku merasa JKT48 itu rumah aku. Banyak sekali canda, tangis, air mata, semua pernah aku rasain di sini.
Aku sangaaaat sangat berterima kasih pada kakak-kakak staf, kakak-kakak JOT, dan kalian. Terima kasih telah mengizinkan aku untuk sempat tinggal di sini. Terima kasih juga telah mengizinkan aku untuk masuk ke dalam keluarga besar ini.
Kalo boleh jujur, waktu aku SMP, aku amat sangat tertutup, pemalu, bahkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang sekelilingku aja, aku nggak bisa. Aku cengeng, aku gampang nangis, bahkan saat guru memanggilku untuk mengerjakan soal di depan, aku takut.
Sejak masuk JKT48 ini, aku mulai membuka diri, karena aku berpikir “mau sampai kapan Viona?”, karena yang aku tahu di JKT48 itu sudah pasti akan berkomunikasi dengan banyak orang, berdiri di atas panggung, dan harus menari di depan orang banyak. Aku harus bisa professional.
Lalu aku mulai belajar MC, aku mulai belajar bagaimana berinteraksi tanpa menyinggung orang-orang di sekitar aku. Sampai aku bisa seperti sekarang.
Ini aku, yang kalian sebut sebagai Badrun, yang suka becanda, banyak omong, yang nggak tau malu, dan susah buat nangis. Prinsip aku, aku harus berubah, dan yang bisa mengubah diri kita itu ya kita sendiri, bukan orang lain.
Sekali lagi, terima kasih ya kakak-kakak JOT, terima kasih telah mengizinkan aku untuk berdiri di atas panggung yang sangat aku sayangi ini.
Terima kasih juga buat kak-ci Celine karena sudah bisa nuntun Tim T sejauh ini. Walau umur kakak di bawah aku, tapi aku salut banget. Kakak hebat, bisa meng-handle anak-anak Tim T yang sifat dan sikapnya beda-beda, menjadi warna.
Aku sayang Tim T banget, dan semua fans yang terus menemani Tim T. Terima kasih ya.
Baca juga: Gara-gara Viona Fadrin
Sumber foto: JKT48