Prinsip Trading Forex Anti Deg-degan

Trading forex ilustrasi

Saat awal-awal belajar trading forex, sekitar 6 tahun lalu (sekarang juga masih belajar), modal saya selalu habis nggak lama setelah top up. Habis dalam hitungan jam.


Misalnya saya masukkan modal US$100, lalu saya untung dan saldo saya bertambah jadi (katakanlah) US$150 di hari yang sama. Tapi, karena serakah dan tanpa mempertimbangkan margin dll, seringnya keuntungan itu nggak bisa direalisasi alias malah jadi margin call.


Biasanya, setelah margin call, saya akan “tobat”. Tapi, kemudian ya tetap top up lagi. Kejadian yang sama terulang terus, dan terus.


Kenapa ya? Padahal saya merasa sudah mempelajari semua teori-teori analisa teknikal, sudah belajar baca-baca kalender ekonomi, saya juga gabung di beberapa grup trading, termasuk grup yang berbayar. Tapi kok hasil trading saya gitu-gitu aja ya? Istilahnya untung 3 kali tapi rugi 5 kali.


Emosi adalah yang terpenting dalam trading


Ternyata, masalahnya adalah saya selalu denial kalau bagian terpenting dari trading itu adalah emosi.

Saya denial dengan selalu bilang sama diri saya “ini karena kamu belum jago aja analisanya, ayo belajar lagi”. Beberapa kesempatan kadang saya berpikir negatif kalau “jangan-jangan brokernya curang”.


Hahahaa *hayoo siapa yang begini?


Padahal.. setelah saya menerima, ya emang bener. Emosi adalah bagian terpenting. Istilahnya percuma modal kamu banyak, ilmu analisa kamu udah hatam banget, tapi kamu masih serakah dan nggak disiplin sama trading plan sendiri. Hasilnya akan nol besar dan kamu akan selalu jalan di tempat. Bukannya untung malah buntung.


Tentu aja ngatur emosi saat trading itu nggak gampang, saya juga masih terus belajar.


Mengubah mindset dalam trading


Sekarang, untuk meminimalisir terjadinya kebangkrutan, saya coba mengubah mindset. Dulu, setiap buka “Metatrader 4”, di otak saya terprogram “semoga hari ini untungnya minimal 10%”, “semoga banyak posisi yang nyentuh target profit”, dan sejenisnya.


Orientasinya selalu profit profit dan profit. Seakan saya nggak siap rugi sejak awal. Akibatnya, sudah ketebak toh, kalo rugi biasanya saya akan nyoba ‘sekuat tenaga’ buat balikin rugi jadi untung. Secara nggak sadar makin menjadi-jadi tradingnya, gak santai, sembrono, wah kacau deh. Ujungnya game over.

Sekarang kalo trading forex (trading apapun) mending fokusnya diubah deh, bukan buat dapetin profit, tapi gimana caranya gak kehilangan modal. Udah, fokus di situ dulu aja.

Saya mencoba menerapkan prinsip ini, jadinya kalo pas untung, katakanlah 1% dari modal, saya sudah seneng banget. Karena saya anggep keuntungan adalah bonus.


Pakai “Uang dingin” untuk trading


Satu lagi, sebaiknya kalo trading forex, karena termasuk trading yang high risk high return, gunakanlah ‘uang dingin’. Uang yang kalo kamu rugi ya hidup kamu ‘baik-baik aja’. Bukan uang buat bayar kuliah, bayar cicilan rumah, buat bayar hutang, dll. Dan sebaiknya juga jangan trading dengan uang hasil minjem (ke orang, ke bank, apalagi pinjol), waduh jangan deh.


Sekali lagi, trading forex itu tentang emosi.


Tulisan ini sebagai pengingat untuk kita, khususnya saya pribadi, untuk lebih menerima apapun hasil tradingnya, dan agar selalu disiplin pada trading plan masing-masing. Tradinglah dengan suasana yang nyaman dan dengan uang yang aman. Happy trading kawan. 😀

 

Baca juga: Pembelian spekulatif saham IDPR


Photo by Jason Briscoe on Unsplash

Bagikan artikel ini
Terbaru
seneca

Luck is what happens when preparation meets opportunity

- Seneca -
Mau dikirimin artikel terbaru dong!

Jumlah TikTokers di Indonesia lebih dari 100 juta akun, salah satu yang terbanyak di dunia. Saya seakan tidak punya alasan untuk melewatkan TikTok sebagai media belajar dan sharing. Jadi, ketemu di sana juga yuk!

KENALAN YUK

Jika merasa konten di sini bermanfaat, minta tolong di-share ya artikelnya. Saya juga terbuka kalau teman-teman ingin berdiskusi.

kirim email