Pembelian Spekulatif Saham IDPR

Foto untuk saham IDPR

Saya melakukan pembelian spekulatif saham IDPR (PT Indonesia Pondasi Raya Tbk) bulan ini. Saya berharap IDPR, sebagai perusahaan konstruksi, akan jadi salah satu saham turnaround di tahun 2022.


Secara umum, IDPR adalah perusahaan konstruksi di bidang pembuatan pondasi, dinding penahan tanah (DPT), perbaikan struktur tanah, pengujian tiang, dan lain-lain. Ketika saya membeli saham ini, PBV-nya sekitar 0,6 dengan P/E secara TTM masih terkoreksi, tepatnya minus 3,51.


Sekilas kinerja IDPR dan pertimbangan membeli


Pada kuartal I 2022, total pendapatan IDPR adalah Rp264 miliar, meningkat 23% dibanding kuartal I 2021 (yoy). Penyumbang tertinggi pendapatan IDPR kuartal ini berasal dari jasa pembuatan DPT sebesar 39%. Di urutan kedua adalah jasa pembuatan pondasi dengan 31%.


Jika dilihat dari komposisi pendapatan IDPR pada kuartal yang sama tahun 2021, jasa pembuatan DPT hanya menyumbang 3% saja dari total pendapatan. Penyumbang tertinggi kala itu adalah jasa pondasi sebesar 73%. Nah, perubahan sumber pendapatan ini juga yang jadi pertanyaan saya. 


Beralih ke arus kas, pada 3 bulan pertama 2022, IDPR berhasil mengantongi kas operasi sebanyak Rp39,5 miliar atau 14% dari total pendapatan. Salah satunya ditopang dari menurunnya biaya operasi mencapai sekitar 50%. Free cash flow perusahaan juga masih tercatat positif meskipun capex pada kuartal ini lumayan tinggi.


Again, saya berharap IDPR bisa menjadi salah satu saham turnaround tahun ini. Melihat makin membaiknya perekonomian dan sektor konstruksi yang mulai bangkit, saya rasa emiten ini layak diperhatikan.


Dengan market cap yang masih di bawah Rp1 triliun, jika kinerja terus positif, IDPR masih punya ruang sangat besar untuk bertumbuh. Selalu inget kata Peter Lynch, perusahaan kecil akan selalu lebih lincah dan karenanya berpeluang memberi return lebih besar.


Alesan lain saya tertarik dengan IDPR adalah karena perusahaan ini adem-adem aja, nggak terlalu aktif melakukan corporate action (CA). Maksud CA di sini yang mengarah ke kesan negatif ya. Tentu nggak semua CA negatif.


Kalau ngomongin kepemilikan saham, 85% saham IDPR dimiliki oleh Pak Manuel Djunako yang saat ini menjabat sebagai presiden komisaris perusahaan. Sedangkan alokasi untuk publik adalah sekitar 11%.


Sisi “kurang positif”


Kalau membahas sisi kurang positif-nya, mungkin terkait hutangnya yang cukup besar, yaa.. tipikal-tipikal perusahaan konstruksi sih. Berdasarkan perhitungan, rasio hutang berbunga IDPR terhadap ekuitasnya masih tinggi, sekitar 68%. Perusahaan-perusahaan dengan hutang berbunga besar tentu akan rentan kalau misalnya terjadi krisis lagi.


Kabar baiknya, hutang berbunga IDPR cenderung terus menurun setiap kuartalnya. Di laporan keuangan terbaru, hutang berbunganya Rp 428 miliar dengan rincian Rp 173 miliar hutang jangka pendek, dan Rp 255 miliar lain akan jatuh tempo 3 tahun lagi pada April 2025. Bisakah IDPR terus mengurangi beban hutang berbunganya, bahkan melunasinya, 3 tahun ke depan? Mari kita lihat.


Lalu faktor resiko atau sisi “kurang positif” lainnya mungkin adalah kinerja yang masih naik turun. Emang sih penjualannya terus meningkat dari kuartal II tahun lalu. Tapi secara umum, masih banyak yang naik-turun. Semoga aja trennya terus positif ke depan.


Baca juga: Saham SMDR multibagger, floating profit 335%


Pindah sekuritas


Sebagai informasi, saya membeli saham IDPR dengan sekuritas Stockbit (yang baru saya bikin Juni 2022 ini). Oleh karena itu, demi tetap ‘cuma’ pakai 3 sekuritas, akhirnya saya jual semua saham di Ajaib Sekuritas dan memindahkan dananya ke Stockbit.


Kenapa tidak dipindahkan aja sahamnya? Karena sebenernya saham-saham saya di Ajaib pun emang sudah waktunya dijual, menurut saya. Salah satunya adalah saham SPMA yang sudah bagger dan ada sesuatu terkait laporan keuangannya yang cukup membuat saya bertanya-tanya.


Lalu kalau ditanya kenapa pindahin dana? Sebenernya lebih pada ada fitur-fitur di Stockbit yang menurut saya membantu saya banget dalam screening saham. Yaa.. meskipun ada juga testimoni-testimoni kalau Stockbit lelet dan suka error pas market lagi ‘hectic’. Saya sih memutuskan ya udah coba pakai saja dulu, lagian saya cukup jarang transaksi karena sistemnya nabung. Kita lihat saja bagaimana.


Sumber foto: website IDPR


Disclaimer: Semua saham-saham yang disebutkan di blog ini, di postingan mana pun, bukan ajakan untuk membeli atau tidak membeli. Resiko investasi pada diri masing-masing

Bagikan artikel ini
Terbaru
seneca

Luck is what happens when preparation meets opportunity

- Seneca -
Mau dikirimin artikel terbaru dong!

Jumlah TikTokers di Indonesia lebih dari 100 juta akun, salah satu yang terbanyak di dunia. Saya seakan tidak punya alasan untuk melewatkan TikTok sebagai media belajar dan sharing. Jadi, ketemu di sana juga yuk!

KENALAN YUK

Jika merasa konten di sini bermanfaat, minta tolong di-share ya artikelnya. Saya juga terbuka kalau teman-teman ingin berdiskusi.

kirim email