Taiwan menjadi negara Asia pertama yang melegalkan pernikahan sesama jenis per Mei 2019. Sekitar 3 bulan setelah keputusan bersejarah tersebut, sudah lebih dari 2.000 pasangan sesama jenis di Taiwan yang melangsungkan pernikahan.
Pada 26 Oktober 2019, Taiwan menggelar parade gay (LGBT Pride) untuk pertama kalinya setelah keputusan di Mei yang monumental. Jika biasanya LGBT Pride di Taiwan hanya dihadiri atau dimeriahkan ratusan orang, parade Oktober lalu itu dihadiri oleh lebih dari 200.000 orang. Angka tahun ini juga disebut-sebut sebagai yang terbesar di Asia.
Tema parade tahun ini adalah “Bersama, membuat Taiwan lebih baik”. Peserta parade melakukan long march dari Taiwan City Hall Plaza menuju Ketagalan Boulevard di depan kantor Kepresidenan. Mereka membawa bendera pelangi yang menjadi ciri khas gerakan LGBT dan menggunakan flamboyan kostum.
Baca juga: Skotlandia, Negara Pertama Terapkan Pendidikan LGBT di Kurikulum
Di antara ratusan ribu orang yang berpartisipasi, ratusan di antaranya berasal dari 37 perusahaan multinasional yang membuka kantor di Taiwan seperti Google, GAP, Unilever, dan Citibank. Selain itu bergabung juga mereka yang berasal dari kantor perwakilan perdagangan asing seperti AS, Australia, Uni Eropa, Inggris, Prancis, dan Belgia.
Kegiatan parade tersebut diorganisir oleh Marriage Equality Coalition Taiwan. Koalisi tersebut terdiri dari lima organisasi LGBT atau organisasi terkait isu gender, antara lain: Awakening Foundation, GagaOOLala, Advokasi Hak Keluarga LGBT Taiwan, Aliansi Lobi untuk HAM LGBT dan Asosiasi Hotline Tongzhi Taiwan.
Perwakilan dari Asosiasi Hotline Tongzhi Taiwan, Cheng Chi-wei, mengatakan masih ada aturan yang harus diperbaiki terkait legalitas pernikahan sesama jenis di Taiwan. Saat ini, Taiwan masih menolak melegalkan pernikahan pasangan sesama jenis jika salah seorang di antaranya berasal dari negara yang belum melegalkan pernikahan sesama jenis.
Misalnya jika orang Taiwan ingin melakukan pernikahan sesama jenis dengan orang warga negara Jepang, Korea Selatan, Thailand, Singapura, Malaysia, India, dan negara lainnya.
Baca juga artikel tentang isu-isu LGBT lainnya di sini.
Sumber artikel: Japan Times, The China Post, The Guardian.
Sumber foto: EPA via BBC
