PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) adalah salah satu perusahaan di bursa yang gercep (gerak cepat) merilis laporan keuangan. Awalnya saya gak notice saham ini, tapi karena sering banget jadi yang awal-awal rilis lapkeu, lama-lama penasaran juga untuk cari tahu lebih jauh.
Sampai dengan 15 April 2023, baru ada 4 emiten yang rilis laporan keuangan kuartal I 2023. Selain EAST, ada juga BRMS, IPAC, dan ITIC. Keempatnya merilis lapkeu pada 14 April 2023.
Fyi, jumlah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejauh ini sekitar 850 perusahaan.
Apa sih bisnis Eastparc Hotel?
Rasa penasaran pada EAST membuat saya mulai mencari tahu mengenai latar belakang bisnis emiten ini. Kata “hotel” di nama perusahaan seakan memberi clue yang jelas bahwa lini bisnis mereka adalah industri perhotelan.
EAST mengelola sebuah hotel bintang 5 di Yogyakarta dengan nama ‘Eastparc Hotel Yogyakarta’. Lokasi tepatnya di Jalan Laksda Adisucipto Km 6,5, Seturan, Yogyakarta.
Satu hotel aja? Iya, satu.
Nah, hotel ini punya 192 kamar yang terdiri dari 5 tipe kamar berbeda. Selain itu, ada juga fasilitas berupa 20 ruangan untuk agenda-agenda seperti rapat dan pameran. Masing-masing ruangan punya kapasitas berbeda, yang terbesar maksimal bisa menampung hingga 800 orang.
EAST sendiri didirikan pada 2011 dan listing di Bursa Efek Indonesia 8 tahun kemudian.
Kalau saya cek di website seperti Traveloka, harga rata-rata per malam menginap di Eastparc Hotel Yogyakarta adalah sekitar Rp1.300.000.
Siapa pemegang saham Eastparc Hotel?
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2023, mayoritas saham EAST (42,88%) dimiliki oleh direktur utamanya yakni Pak Khalid Bin Omar Abdat, seorang warga negara Singapura. Persentase kepemilikan Pak Dirut pada kuartal I 2023 meningkat dibanding kuartal IV 2022 sejumlah 42,52%.
Sementara itu, sebanyak 10,15% saham EAST dimiliki oleh UOB Kay Hian PTE Ltd dan 6,14% oleh publik. Selebihnya adalah kepemilikan di bawah 5% oleh pihak-pihak lainnya.
Kata Peter Lynch, ketika manajemen atau owner mengurangi persentase kepemilikan saham mereka, penyebabnya bisa beragam. Alias gak selalu negatif. Misalnya seperti butuh uang buat renovasi rumah atau biaya sekolah anaknya.
Tapi, ketika mereka justru terus menambah kepemilikan, Lynch bilang gak ada alasan lain selain karena yakin akan kinerja perusahaan di masa depan. Nah, inilah yang dilakukan oleh Pak Khalid sebagai pemilik utama terhadap saham EAST.
Baca juga: Tentang Saham BTPS, Emiten Si Paling Mikro
Kinerja saham Eastparc Hotel (EAST)
Sekarang mari bahas sedikit kinerjanya. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2023, EAST membukukan pendapatan Rp24 miliar dengan laba bersih Rp8 miliar (NPM 33%).
Sebanyak 60% pendapatan EAST disumbang oleh penyewaan kamar, 37% dari makanan dan minuman, dan sisa 3%-nya dari lain-lain.
Kinerja kuartal ini memang menurun jika dibanding kuartal sebelumnya. Alasannya bisa jadi karena kuartal IV (September-Desember) orang-orang banyak yang melakukan liburan akhir tahun, secara langsung atau gak, berimbas positif pada bisnis perhotelan.
Tapi, secara year on year, pendapatan EAST pada kuartal I 2023 meningkat sekitar 32% dibanding kuartal I 2022. Begitu pun dengan laba bersih yang meningkat sekitar 30%.
Bagaimana dengan cash flow operation? Aman. CFO EAST hanya minus pada kuartal II dan III 2020. Selebihnya, selalu positif. Termasuk yang terbaru ini.
Apa kabar Return on Equity (ROE)? ROE EAST pada kuartal I 2023 (TTM) adalah 12,7%. Persentase ini terus meningkat dibanding kuartal-kuartal sebelumnya.
Dari segi utang pun, utang berbunga EAST sama sekali gak berbahaya menurut saya. EAST tercatat hanya punya utang berbunga Rp2 miliar, yakni utang ke Bank Mandiri dengan bunga 8,5% per tahun.
Jadi, Debt to Equity Ratio (DER) EAST, jika hanya menggunakan utang berbunganya, ada di kisaran 1% saja. Utang berbunga ini, kemungkinan, akan menjadi nol pada kuartal berikutnya jika gak ada pinjaman baru.
Baca juga: Astragraphia Dijual Rp30 M Aja, Padahal Labanya Rp97 M
Apa target Eastparc Hotel untuk 2023?
Berdasarkan materi paparan publik pada Februari 2023 lalu, EAST menargetkan meraup pendapatan Rp100 miliar sepanjang 2023 (meningkat 16% yoy) dengan tingkat hunian mencapai 92%.
Sebagai catatan, pendapatan EAST sepanjang 2022 adalah Rp86,44 miliar dengan tingkat hunian 90,99%. Pada 2020, tingkat hunian hanya sekitar 50%.
Mengutip Kontan.co.id, manajemen menganggarkan Rp 8 miliar untuk belanja modal sepanjang 2023. Meski begitu, manajemen memastikan belum ada rencana penambahan jumlah hotel.
“Untuk saat ini belum ada ekspansi penambahan jaringan hotel, namun kita fokus untuk menambah fasilitas hotel untuk tamu seperti river sand play, kids station dan wildsplash,” kata Direktur Pemasaran EAST, Wahyudi Eko Sutoro, kepada Kontan.
Penutup
Harga saham EAST per penutupan pasar 14 April 2023 adalah Rp110 per lembar. Harga ini sudah meningkat sekitar 17% sejak awal tahun 2023.
Terlepas soal keuntungan dari segi kenaikan harga, holder saham EAST juga menikmati cash flow dalam bentuk dividen. Ya, EAST memang tergolong emiten yang rajin bagi dividen.
Jika memakai harga Rp110 per lembar, dividen yield EAST yang terbaru adalah sekitar 6,5%. Not bad.
So, ketika tahun 2023 ini pembatasan mobilitas bisa dibilang sudah gak ada lagi, ekonomi Indonesia pun sudah berangsur pulih, seharusnya kita bisa menebak gak sih akan ke mana arah kinerja EAST?
Dengan PER 14,5 kali (TTM) dan PBV 1,85 kali, menurut kalian EAST layak dipertimbangkan masuk porto gak? Atau justru udah ada yang punya?
Terima kasih banyak sudah mampir sejenak dan membaca sampai bagian ini. Jika berkenan silakan share artikel ini. Jika ada yang perlu dikoreksi silakan hubungi saya di email atau sosial media tertera.
Disclaimer: Semua saham-saham yang disebutkan di blog ini, di postingan mana pun, bukan ajakan untuk membeli atau tidak membeli. Resiko investasi pada diri masing-masing.
Sumber artikel: Laporan Keuangan, Laporan Tahunan, Materi Paparan Publik, Website EAST, dan Kontan.co.id