Awal tahun ini saya memulai program nabung saham dengan metode DCA di Mirae Asset Sekuritas yang perkembangannya, kalau nggak mager, akan saya update secara berkala di blog ini.
Saya akan secara terbuka memberi tahu jumlah dananya dan pilihan saham-sahamnya. Nah, highlight untuk update-an kali ini adalah saya baru membeli 1 lot BBCA. *tim titip sendal
Rencananya sih (sama seperti tabungan saham di 2 sekuritas lain), program di Mirae ini juga akan dipertahankan se-lama mungkin, bertahun-tahun, atau puluhan tahun mungkin. Aminin aja dulu. Biar suatu hari nanti bisa ngerasain “keajaiban dunia ke-8”.
“Compound interest is the 8th wonder of the world. He who understands it, earns it; he who doesn’t, pays it” – Albert Einstein
Oke.. balik lagi ke nabung saham di Mirae, di tulisan kali ini saya mau update untuk kuartal pertama 2022 (Januari-Maret). Kita mulai dengan update depositnya dulu kali ya.
Seperti saya mention sebelumnya, pada awal Januari lalu saya memasukkan modal Rp1.200.000 untuk program ini. Saat ini jumlah modalnya bertambah Rp750.000 menjadi Rp1.950.000.
Beli 1 lot BBCA
Saya membeli 6 saham dari 6 sektor berbeda: infrasturkur, properti, perbankan, teknologi, industrial, dan barang konsumen primer.
Di sektor infrastruktur ada PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), sektor properti diwakili oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan dari perbankan pilihan saya adalah PT Bank Central Asia (BBCA), dan sejauh ini baru kebeli 1 lot BBCA. 😀
Kemudian saham keempat berasal dari sektor teknologi yakni PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) alias saham yang lagi bagus-bagusnya, kelima ada saham perusahaan yang jual benih dan pestisida PT BISI International Tbk (BISI), dan terkhir dari sektor industri saya pilih si pembuat cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Indonesia (MARK).
Semua saham-saham itu saya pilih atas dasar pertimbangan analisa fundamental. Lebih jauh kenapa saya pilih saham-saham itu, mungkin kita bisa diskusi di sejakdotid@gmail.com. Karena sebagai “penggiat” analisa fundamental kemaren sore, masih belum pede untuk menjelaskan secara terbuka di sini.
Selama 3 bulan ini ada juga beberapa saham yang sempet saya beli tapi kemudian udah dijual lagi, seperti LSIP, SMDM, dan ISSP.
Return nabung saham
Lalu return kuartal pertama dengan total modal Rp1,9 juta ini bagaimana? Nah ini yang (kurang) menarik. Wkwk.
Sayang sekali sampai saat ini returnnya masih kalah dari IHSG. Return program nabung saham lot-by-lot ini baru 3,5%, kalah dibanding IHSG yang naik sekitar 6% di kuartal pertama 2022.
Minus tidak apa-apa, namanya juga baru mulai. Sepanjang kita tahu alasan membeli atau menjual, seharusnya tidak perlu was-was.
Disclaimer: Semua nama-nama saham yang disebutkan di postingan mana pun di blog ini, bukan ajakan untuk membeli atau tidak membeli ya. Resiko investasi pada diri masing-masing.
Baca juga: Tentang Saham BTPS, Emiten “Si Paling Mikro”
Photo by micheile .com on Unsplash