Jika mencari series GL yang ringan, manis, dan berisi konflik-konflik khas remaja, 23.5 jawabannya. Salah tingkahnya Ongsa saat di depan Sun mengingatkan lagi pada rasanya jatuh cinta pertama kali dulu.
23.5 merupakan satu lagi series GL Thailand yang lagi naik daun. Sebelumnya saya sudah bahas juga soal Blank. Tulisannya bisa dibaca di sini: Blank The Series
Pemeran utama di 23.5 ada Pansa Vosbein sebagai Ongsa alias Earth dan Pattranite Limpatiyakorn sebagai Sun. Ongsa yang selalu kikuk dan Sun yang cemburuan bikin saya senyum-senyum sendiri dari awal sampai akhir.
Series GL 23.5 Bercerita Tentang Apa?
Sebagai informasi, makna 23.5 sendiri adalah sudut kemiringan sumbu rotasi bumi pada orbitnya. Kemiringan ini menyebabkan perbedaan jumlah sinar matahari yang diterima oleh tiap-tiap negara sepanjang tahun.
Nah, kisah Ongsa alias Earth yang terus mengorbit Sun inilah yang kita ikuti keseruannya sepanjang 12 episode, kurang lebih 11-12 jam.
Ongsa adalah murid SMA yang baru aja pindah sekolah dari Phuket ke Bangkok. Di sekolah barunya, dia merasakan cinta pada pandangan pertama terhadap Sun, teman sekelasnya.
Menduga kalau perempuan mencintai perempuan belum jadi sesuatu yang bisa diterima semua orang, begitu pun mungkin oleh Sun, Ongsa berpura-pura menjadi laki-laki bernama Earth di dunia maya untuk mendekati orang yang disukainya itu.
Sayangnya, Sun beneran suka sama Earth. Ongsa super galau antara mengaku jujur atau bertahan lebih lama dalam kepura-puraan.
Membohongi Sun tentu menyakitkan untuk Ongsa. Di sisi lain, dia belum siap untuk kehilangan dan kemungkinan dibenci Sun jika tau dibohongi.
Baca juga: Love Senior, Drama Mahasiswa dan Orang Ketiga
23.5 Layak Ditonton Gak?
23.5 benar-benar merepresentasikan kisah cinta khas anak sekolahan dengan porsi yang pas. Adegan intimnya pun sederhana dan gak berlebihan. Mengena.
Setelah menonton setiap episodenya, 23.5, menurut saya, gak cuma dibuat untuk tujuan hiburan, tapi ada maksud lain di dalamnya. Terutama bagaimana menyosialisasikan kelompok LGBT agar lebih bisa diterima.
Kita bisa melihatnya dari gak ada satu pun karakter yang against hubungan Earth dan Sun, kecuali saya melewatkannya. Teman-teman, guru-guru, dan orang tua mereka pun gak ada yang mempermasalahkan.
Interaksi antar karakternya begitu hangat. Saling mendukung. Penolakan-penerimaan terhadap pasangan sesama jenis bukan lagi konflik utama. Beda dengan Blank misalnya, konflik dengan pihak eksternal begitu banyak. Kisah cinta mereka sulit diterima orang-orang terdekat.
23.5 lebih pada konflik Earth dengan dirinya sendiri atau dengan Sun. Series ini seperti mengajak kita memasuki series GL ‘era modern’.
Setidaknya ada 2 catatan dari saya mengenai 23.5. Pertama, saya pikir hubungan (kehangatan dan konflik) Earth dan Sun layak sekali dieksplorasi lebih dalam. Jika dibandingkan dengan Blank (lagi), Nueng dan Anueng terasa benar-benar jadi highlight.
Sementara di 23.5, beberapa cerita-cerita sampingan mengambil terlalu banyak bagian dalam cerita. Membuat Earth-Sun teralihkan.
Catatan kedua, yang menurut saya jadi catatan series serupa lainnya, yakni terlalu memaksakan adanya pasangan sesama jenis lain di luar main karakter. Kayak, please lah, gak harus semua pemerannya suka sesama jenis kok. Haha
Di luar catatan-catatan itu, 23.5 layak ditonton.
Saya berharap 23.5 ada season lanjutan karena saya masih ingin melihat saat Earth mengorbit Sun-nya.
Terima kasih banyak sudah membaca artikelnya sampai ujung. Jika merasa isinya bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada kesalahan informasi, silakan hubungi email atau sosial media tertera.