Sekitar 56.000 orang menonton pertandingan persahabatan Indonesia Vs Argentina di Stadion GBK kemarin malam. Saya salah satunya.
Alasan utama saya ikut war tiket match ini adalah harapan untuk menonton Alexis Mac Allister secara langsung. Our new Number 10.
Alasan lain, tentu saja, Lionel Messi. Sebagai fans sepakbola, apapun klub favoritnya, pasti sulit denial kalau Messi adalah salah satu pemain sepakbola terhebat sepanjang sejarah.
Siapa yang gak mau nonton dia coba? Dan kapan lagi dia ke Indonesia?
Ternyata, harapan itu satu-satu gak terwujud. Messi gak jadi datang, Mac Allister dicadangkan sepanjang pertandingan.
Why Coach Scaloni, why??
Penukaran tiket Indonesia Vs Argentina
Mari mulai tulisan ini dengan membahas penukaran tiketnya. Saya beli tiket CAT 3 yang harganya Rp600.000. Termurah dibanding kategori lainnya.
Setelah e-ticket diterima via email, tahap selanjutnya adalah penukaran menjadi tiket fisik di Wisma Serbaguna GBK yang letaknya di belakang Hotel Century Park.
Saya tuker tiket di hari Sabtu (17 Juni)). Lama ngantri sampe dapet tiketnya total-total sekitar 1 jam. Intinya not so bad. Mayan ngalir. Kayaknya saya lebih lama antri buat beli Teh Poci-nya deh kemarin tuh.
Pemeriksaan keamanan untuk masuk stadion
GBK diguyur hujan sejak siang menjelang sore hari di hari-H pertandingan (19 Juni). Saya pun memutuskan untuk berangkat ketika reda saja. Alhasil, baru sampe area GBK sekitar jam 6 petang.
Pertama-tama ada security check oleh beberapa petugas. Penonton menjalani pemeriksaan fisik hingga pemeriksaan tas. Beberapa barang saya yang disita adalah satu snack, air minum botol, dan payung.
Saya baru tau kalau payung juga gak boleh dibawa masuk. Padahal itu payung kesayangan. Hikz. Pelajaran untuk ke depan kalau mau nonton di GBK lagi, sebaiknya bawa jas ujan plastik aja.
Saya pertama kali, dan sekali-kalinya, nonton bola di stadion adalah waktu Liverpool datang ke GBK tahun 2013 silam. And now, 10 tahun kemudian, saya nonton ke stadion lagi. Lagi-lagi alasannya karena (pemain) Liverpool.
Baca juga: Hormat Setinggi-tingginya untuk Luka Lochoshvili
Atmosfer stadion di pertandingan Indonesian Vs Argentina
Begitu masuk ke dalam stadion sekitar jam 18.30, saya melihat masih banyak kursi yang kosong. Tapi, beberapa menit menjelang pertandingan dimulai, mayoritas sudah mulai terisi.
Entah gimana jelasinnya, tapi cukup merinding sih pas satu stadion nyanyiin Indonesia Raya sesaat sebelum laga dimulai. Tanpa disadari, saya pun bernyanyi dengan semangat. Hehe.
Merinding banget denger Indonesia Raya!
| Narasi Daily #TimnasDay #FIFAMatchDay pic.twitter.com/ifdV8Vm5FL
— Narasi Newsroom (@NarasiNewsroom) June 19, 2023
Begitu peluit kick off ditiup, satu stadion bergemuruh, bersorak. Entah lebih mendukung tim yang mana, yang penting semua bergembira dan bersukacita. Mengesampingkan sejenak masalah hidup.
Saya pikir, hasil seri saja, atau malah kalah tak lebih dari 3 gol saja, sudah lebih dari cukup bagi fans Indonesia. Indonesia di peringkat 149 FIFA versus Argentina ‘Si Juara Umum’, ya jelas sulit jika dibandingkan secara matematis.
Pertandingan berakhir dengan skor akhir 2-0 untuk kemenangan Argentina. Hasil yang fair untuk Merah Putih, saya rasa. Semua pemain Indonesia sudah bekerja keras selama sekitar 90 menit. *tepuk tangan
Trio pertahanan Indonesia (Baggott-Ridho-Amat) tampil sangat solid. Umpan mendatar-jarak-jauh Marc Klok juga jadi pembeda dan berkelas. Terakhir, tentu saja, si paling menarik perhatian: Asnawi Mangkualam. Sebagai fans Garuda, saya pilih dia sih sebagai Man of The Match.
Saya menikmati setiap menit atmosfer GBK. Ketika bola berhasil disapu dari gawang Indonesia, satu stadion bertepuk tangan dengan semangat. Begitu pun keriuhan terdengar saat Asnawi menekel pemain La Albiceleste atau saat Marcelino mempertunjukkan skillnya. Seru pisan!
Puncak kehebohan adalah ketika Indonesia hampir mencetak gol di 3 kesempatan berbeda. Salah satunya ketika lemparan jauh Arhan disundul Baggott namun masih bisa dimentahkan Emi Martinez. Sayangggg sekali saudara saudaraaa.
Baca juga: Penggunaan Handuk Resmi Dilarang di Liga Inggris
Penutup
Meski Messi gak jadi hadir dan Alexis Mac Allister gak ikut main, secara umum pengalaman nonton di GBK kemarin, sangat berkesan. Mau lagi!!
Seandainya gak di Indonesia, semoga saja ada takdir yang membuat saya bisa nonton Alexis di mana pun. Di Anfield misalnya. *fingers crossed
Saya juga berharap kalau ke depan stadion akan jadi tempat yang semakin ramah pada semua kalangan, khususnya pada penyandang disabilitas, lansia, anak-anak, dan perempuan. Penonton gak perlu lagi takut akan terjadinya kerusuhan atau mengalami hal-hal yang gak mengenakan selama menonton.
Terakhir, thank you buat PSSI, Pak Erick Thohir, dan semua pihak yang sudah berhasil mendatangkan Timnas Argentina. Ditunggu kedatangan timnas-timnas kelas dunia lainnya bapak-ibu.
Jika artikel ini bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada informasi kurang tepat, silakan hubungi email atau sosial media tertera.