Mendalami Hubungan Seni dan Otak Melalui Neuroarts

Neuroarts tentang seni dan otak

Banyak sekali kegiatan yang bisa berdampak baik untuk otak, seperti misalnya membaca, bermain puzzle, olahraga, tidur cukup, dan makan makanan yang sehat. Apakah aktivitas seni juga sama baiknya? Jawabannya, ya!

 

Aktivitas kesenian, seperti misalnya bermain alat musik, melatih kita mengoordinasikan sejumlah anggota tubuh, mendengarkan nada, dan juga melatih mengingat urutan nada. Hal lain misalnya menggambar, sebuah aktivitas yang bisa membuat kita berimajinasi dan mencari cara ‘menghidupkan’ gambar yang kita buat.

 

Saat ini, para ilmuan tengah meneliti lebih jauh mengenai bagaimana seni memengaruhi tubuh, otak, dan perilaku manusia. Cabang ilmu baru yang fokus pada hal-hal seperti ini disebut: neuroarts.

 

Seni dan Perilaku Sosial

 

Penelitian Jessica Bone dari University College London menunjukkan keterlibatan pada aktivitas-aktivitas seni bisa mengurangi gejala depresi dan meningkatkan motivasi pada anak-anak dan remaja. Lebih dari itu, anak-anak yang aktif di kesenian sejak kecil cenderung memiliki perilaku sosial yang lebih baik, lebih mudah berinteraksi dengan orang lain, serta lebih bisa fokus. Seni bahkan dikaitkan dengan menurunnya perilaku negatif, seperti bolos sekolah atau penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

 

Seni tak berhenti soal memperbaiki suasana hati, tapi juga bisa memperkuat fungsi otak. Musik misalnya, bisa memperkuat fungsi otak yang bertanggung jawab atas pengendalian impuls, pengambilan keputusan, dan saat merencanakan sesuatu. Anak-anak yang mahir bermain music juga menunjukkan kemampuan lebih baik dalam hal mendengarkan, antre, dan bekerja secara tim.

 

Assal Habibi dari University of Southern California meneliti tentang anak-anak yang aktif dalam pelatihan music selama 2 tahun. Hasilnya, mereka memiliki aktivitas otak yang terlatih menerima tugas-tugas non-musik. Seperti misalnya lebih piawai saat harus belajar bahasa baru.

 

Baca juga: Keajaiban dan Novel Where the Forest Meets the Stars

 

Berkesenian Tak Harus Selalu Mahir

 

Aktivitas seni tidak melulu soal seni yang pro atau mahir. Kita bisa melakukannya dari hal-hal sederhana seperti membuat coret-coretan saat di kelas atau saat rapat. Beberapa penelitian menunjukkan mereka yang corat-coret ini lebih baik dalam mengingat informasi yang dibahas disbanding mereka yang tidak melakukannya.

 

Jadi, aktivitas seni apa yang biasanya kamu lakukan?

 

 

Terima kasih banyak sudah membaca artikelnya sampai ujung. Jika merasa isinya bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada kesalahan informasi, silakan hubungi email atau sosial media tertera.

 

Sumber artikel: Avery Elizabeth Hurt dari Science News Explore
Sumber foto: Gabriel Gurrola on Unsplash

Bagikan artikel ini
Terbaru
seneca

Luck is what happens when preparation meets opportunity

- Seneca -
Mau dikirimin artikel terbaru dong!

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Jumlah TikTokers di Indonesia lebih dari 100 juta akun, salah satu yang terbanyak di dunia. Saya seakan tidak punya alasan untuk melewatkan TikTok sebagai media belajar dan sharing. Jadi, ketemu di sana juga yuk!

RINA

I’m a blogger, football fan, and lifelong learner.

KENALAN YUK

Jika merasa konten di sini bermanfaat, minta tolong di-share ya artikelnya. Saya juga terbuka kalau teman-teman ingin berdiskusi.

kirim email