Belakangan ini jadi fans Liverpool udah sama kayak jadi holder saham gorengan.
Pas harga sahamnya naik puluhan persen, merasa seneng. Tapi sisi lain juga tau kalau harganya bakal turun lagi karena emang kualitas perusahaannya jelek.
Sama deh tuh kayak Liverpool. Abis babak belur 0-3 sama Brighton, besoknya menang lawan Wolves 1-0. Besoknya lagi gantian dihajar Wolves 0-3 di FA Cup, trus balik menang lagi di laga lawan Everton 2-0.
Baru juga dibikin seneng karena menang dua kali berturut-turut pas lawan Everton dan Newcastle, eh… besoknya langsung digeprek Real Madrid 2-5.
Auk ah.
Liverpool musim ini emang awut-awutan.
Sebelas pertama mereka sekarang sebenarnya gak beda jauh sama sebelas pertama pas musim 2019/2020, waktu jaya-jayanya era Klopp, tapi gak tau kenapa permainannya seakan sama sekali berbeda. Khususnya jadi sangat gak konsisten.
Menurut saya, salah satu penampilan terburuk mereka musim ini, bahkan mungkin terburuk di era Klopp, adalah pas kalah 0-3 dari Brighton. Saya sama sekali gak melihat kreativitas maupun kengototan dari para pemain.
Skor terburuk mungkin memang ketika dibantai Aston Villa 7-2 pada 2020 lalu, tapi, secara permainan, lawan Brighton itu yang terburuk. Saya bahkan berhenti menonton sebelum pertandingan selesai. Sayang kuota.
Ketika tulisan ini dibuat, Liverpool berada di posisi ke-8 klasemen sementara Premier League. Terpaut 19 poin dari pemuncak sementara, Arsenal. Buat jadi juara sih kayaknya udah gak mungkin ya, tapi senggaknya bisa lah ngejar zona Eropa kalau performanya diperbaiki.
Lalu, untuk pertama kali dalam 30 tahun, musim ini Liverpool kebobolan 3 gol di satu pertandingan dalam 3 laga away beruntun di Premier League. Lucunya lagi, kebobolannya ini sama Wolves, Brighton, dan Brentford. *tepuk tangan
Emang apa sih masalah Liverpool? Saya sebagai fans awam yang gak ngerti taktik sepakbola secara mendalam, mau coba nge-list apa aja yang jadi catetan saya.
Baca juga: Alisson Becker: Liverpool Segalanya untuk Saya
Pemain Tengah Liverpool
Kalau di per-SEO-an ada istilah On Page dan Off Page. Maka masalah Off Page di Liverpool ini adalah kurang royalnya manajemen dalam pembelian pemain baru, apalagi di tengah badai cedera yang gak kelar-kelar.
Sejauh ini Thiago Alcantara adalah satu-satunya yang bisa diandalkan di tengah (mungkin baru-baru ini ada harapan dari Bajcetic juga).
Fabinho? performa-nya udah jauh menurun, Henderson dari dulu emang so-so aja, Keita dan Ox lebih akrab sama dokter daripada sama lapangan, Milner udah opa-opa, dan lainnya.
Anehnya, buat ngisi kekosongan lini tengah, Liverpool malah pinjem Arthur Melo dari Juventus. Bukan skills Arthurnya sih yang jadi omongan, tapi kaki kacanya itu lho. Dan bener aja kan dia langsung berkutat sama cedera dari semenjak didatangkan. Fiuh.
Pemain Belakang Liverpool
Lini belakang juga gak kalah bermasalah. Saya tuh suka gregetan banget sama para pemain belakang Liverpool yang hobinya ngebiarin pemain lawan bawa bola sampe deket-deket gawang. Mereka tuh kelihatan pasif dan kurang ngotot buat nutup ruang shooting.
Saya bahkan lupa kapan terakhir kali Van Dijk melakukan tackle, dia lebih mirip kayak tour guide buat para pemain lawan yang mau mengeksploitasi pertahanan Liverpool.
Tanya sendiri deh sama Mitoma, Hwang He-Chan, atau Vinicius Jr. Mereka kayak masuk ke rumah yang pintunya udah kebuka.
Ujung-ujungnya gol terjadi gitu aja, dengan adegan selanjutnya Alisson ninju-ninju rumput. XD
Gimana dengan Trent? Jangan ditanya deh, emang dia pemain belakang ya? Satu hal yang saya tau adalah dia sering jadi incaran para pelatih lawan buat nyuri gol dari Liverpool. Sayangnya, belum ada pelapis Trent yang sepadan di bangku cadangan, ditambah Calvin Ramsay yang cedera panjang.
Emang bener deh, lini belakang juga mesti diutak-atik pas Summer nanti. Kalau gak ya shadaqallahul adzim aja.
Pemain Depan Liverpool
Para pemain FPL pasti paham betapa ‘bikin gemesnya’ Mo Salah musim 2022/2023 ini. Slogan “always captain Salah” tergantikan dengan betapa tajamnya Erling Haaland. Belakangan Marcus Rashford juga terus mencuri perhatian.
Meski belum menggembirakan, menurut saya lini depan Liverpool cukup ada kemajuan. Alias mulai ngasih harapan. Mo Salah udah gak terlalu ‘egois’ lagi. Nunez sama Gakpo juga mulai pelan-pelan pecah telor. Semoga trio Salah-Nunez-Gakpo ini makin nge-blend ke depan.
Kembalinya Diogo Jota sama Roberto Firmino dari cedera juga jadi kabar baik sendiri. Dan… saya sangat kangen nunggu Luis Diaz balik ke lapangan.
Liverpool Kelelahan
Musim lalu Liverpool berhasil membawa pulang 2 dari kemungkinan 4 trofi setelah menjalani 63 pertandingan. Jurgen Klopp gak membantah kalau pertandingan yang super banyak itu bikin mereka kelelahan.
Tapi, Klopp juga bilang Liverpool gak bisa terus-terusan memaklumi. Ini udah lebih dari separuh musim, harus ada perbaikan. Satu yang pasti, Klopp berjanji gak akan ninggalin The Reds di masa-masa keterpurukan ini.
Dalam statementnya setelah dikalahkan Real Madrid 2-5, Klopp bilang kalau hasil tersebut emang bisa aja mempengaruhi kepercayaan diri para pemain. Tapi.. “Kalau kita membiarkan pertandingan satu ini mempengaruhi kita, wah, kita konyol banget sih,” kata Klopp (22 Februari 2023).
Penutup
Sebapuk apapun Liverpool, kayaknya saya udah cukup punya kesabaran buat nunggu mereka balik ke jalur kemenangan, atau senggaknya ke jalur gak-bapuk-bapuk-amat. Jadi, kita lihat aja.
Walk on, walk on
With hope in your heart
And you’ll never walk alone
Sumber artikel: Liverpoolfc.com & The Athletic
Sumber foto: @LFC
Silakan baca artikel-artikel lain kami khususnya tentang keuangan dan investasi di sini