Nabung saham: Tertolong Medco, terjebak Mark

Mark-Dynamics-Indonesia sejenak.id

Program nabung saham di Mirae Asset Sekuritas udah masuk bulan ke-9 per 30 September kemarin. Sejauh ini portofolio-nya minus sekitar 5%, kalah dari IHSG yang masih positif 6,98% sejak awal 2022. Bagaimana selengkapnya?


Seperti diketahui, modal awal program nabung saham ini (pada 1 Januari 2022) adalah Rp1.200.000. Kini, modalnya sudah bertambah jadi Rp3.200.000.


Sementara itu total dividen yang didapatkan sejauh ini adalah Rp77.171 atau 2,4% dari modal. Bagaimana dengan ending balance-nya? Sayangnya masih minus, tercatat sekitar Rp3.020.000, artinya ada floating loss Rp180.000.


Opportunity cost bernama Medco


Jika sebelumnya saya punya 7 emiten, kini jumlahnya berkurang satu. Berikut detailnya disertai harga rata-rata pembelian:

Perbankan: BJTM (harga pembelian per lembar 718)
Barang konsumen primer: BISI (995)

Properti: BSDE (963)
Energi: MEDC (600)
Perindustrian: MARK (965)
Barang baku: IGAR (422)


Saya menjual saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC), dan PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL) karena alasan opportunity cost jangka pendek. Gantinya, saya belikan saham PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM).


Sebenarnya trigger utama ‘mengorbankan’ BBCA, MTDL, dan IPCC adalah karena mengejar Medco di harga murah. Sedangkan membeli Bank Jatim lebih pada saya cari alternatif saham perbankan pengganti BCA, istilahnya seperti ada yang kurang kalau di portofolio nggak ada saham perbankan.


Mungkin kapan-kapan saya akan coba menulis kenapa saya membeli Medco, secara singkat sih karena potensi revenue yang menjanjikan di masa depan, aksi korporasi berupa akuisisi yang oke, dan terakhir karena sektor minyak-gas lagi naik daun.


Sekitar sebulan setelah pembelian, saham Medco saya sepertinya sudah mulai ‘berbuah’. Saya pertama kali melakukan pembelian pada awal Agustus, dan per penutupan pasar pada 30 September, sudah floating profit 52%. Gassss.


Baca juga: 6 bulan pertama nabung saham: Kantongi dividen Rp 38.610


Belajar dari Mark


Meski floating profit di Medco, sayangnya kerugian di Mark Dynamics Indonesia (MARK) lebih memberatkan sehingga portofolio saya masih terpantau merah. Harga saham Mark Dynamics sendiri sudah turun sekitar 30% dalam 3 bulan terakhir.


Penurunan cukup dalam pada harga saham MARK sepertinya dipicu, pertama, oleh penjualan saham oleh direksi yang mencapai 56 juta lembar dengan nilai puluhan miliaran rupiah. Kemungkinan kedua karena EPS kuartal II 2022 (Rp 21) lebih kecil secara year on year dibanding kuartal II 2021 (Rp 23).


Kemungkinan ketiga adalah karena ada sentimen bahwa pandemi akan segera berakhir dan pemakaian sarung tangan akan berkurang, yang sedikit-banyak akan berimbas pada pemesanan cetakan sarung tangan.


Tapi, berdasarkan informasi pada Juli 2022 lalu, Mark Dynamics juga mulai merambah lini bisnis pembuatan kloset dengan mengucurkan capex mencapai Rp280 miliar. Salah satu alasan menggarap bisnis ini karena bahan baku yang dipakai membuat kloset hampir sama dengan membuat cetakan sarung tangan, yakni porselen. Alasan lain karena Mark ingin masuk ke pasar kloset Sumatra yang masih potensial.


Oke, mari wait and see, gimana pengaruh kloset ini pada kinerja MARK. Kemungkinan sih baru akan keliatan taun depan atau 2 taun lagi. Sejauh ini saya masih akan hold karena cukup yakin dengan kinerjanya.


Tapi, bagaimana pun, kasus MARK ini emang jadi reminder lagi buat saya untuk tidak hanya membeli saham yang bagus, tapi juga membelinya di harga yang bagus. Ketika saya membelinya, harga MARK memang sudah premium. Huft.


Ingat-ingat lagi bahwa sejatinya investasi tidak hanya soal memaksimalkan keuntungan, tapi yang lebih penting adalah meminimalkan resiko.

 

Disclaimer:
> Portofolio di program nabung saham ini berbeda dengan portofolio utama saya yang kadang-kadang saya update juga di sini.
> Semua saham yang disebutkan di blog ini, di postingan mana pun, bukan ajakan untuk membeli atau tidak membeli. Resiko investasi pada diri masing-masing.


Photo: Mark Dynamics Indonesia Tbk website

Bagikan artikel ini
Terbaru
seneca

Luck is what happens when preparation meets opportunity

- Seneca -
Mau dikirimin artikel terbaru dong!

Jumlah TikTokers di Indonesia lebih dari 100 juta akun, salah satu yang terbanyak di dunia. Saya seakan tidak punya alasan untuk melewatkan TikTok sebagai media belajar dan sharing. Jadi, ketemu di sana juga yuk!

KENALAN YUK

Jika merasa konten di sini bermanfaat, minta tolong di-share ya artikelnya. Saya juga terbuka kalau teman-teman ingin berdiskusi.

kirim email