Us the Series gak cuma ‘salah satu’ favorit, tapi jadi GL Thai ter-favorit saya sejauh ini. Chemistry Emi-Bonnie, cinematography, dan tentu saja soundtrack “Teerak” yang sangat enak didengar, adalah di antara alasan-alasan itu.
Kadang butuh satu momen kecil untuk kita jatuh cinta sama satu series. Bagi saya, untuk Us the Series, momen itu ada di episode 3. Adegan demi adegan setelah kebohongan Rak (Bonnie) terbongkar di hadapan Pam (Emi) terasa begitu pilu dan menyayat hati.
Sebelum masuk ke episode 3, saya belum merasa ada yang berbeda dari Us dibanding series GL Thai lainnya. Tapi setelah itu, saya justru jadi super antusias menunggu episode demi episode berikutnya.
Us the Series Tentang Apa?
Pam adalah mahasiswa tingkat akhir kedokteran gigi yang sehari-hari membuka praktik di rumah sakit kampus. Ia tinggal bersama neneknya.
Orangtuanya meninggal setelah mengalami kecelakaan parah dan telat untuk ditangani oleh dokter rumah sakit. Pam mengetahui kalau dokter bedah yang seharusnya menangani orang tuanya malah lebih memilih menangani seorang pejabat yang datang belakangan.
Pam juga tahu bahwa keputusan itu dibuat si dokter bedah karena mendapat perintah langsung dari Khem, pemilik rumah sakit. Sejak saat itu, Pam dendam pada Khem, dan menganggap Khem sebagai penyebab utama kematian kedua orang tuanya.
Baca juga: Uranus 2324: Berani dan Layak Dipuji
Pertemuan dengan Rak dan Kawi
Di sisi lain, cerita makin menarik karena dua anak Khem, Kawi (teman sekampus Pam) dan adiknya, Rak, ternyata sama-sama jatuh hati pada Pam. Rak terpikat sejak pertama kali periksa gigi dan ditangani langsung oleh Pam, sementara Kawi diam-diam sudah lama menyimpan rasa.
Masalahnya, Kawi malah curhat ke Rak soal Pam. Rak yang lebih dulu suka memilih menyembunyikan perasaannya dan justru membantu sang kakak dengan cara menggambar wajah Pam berkali-kali lalu memberikannya ke Kawi untuk diserahkan pada Pam.
Tentu aja Pam senang, meski gak pernah tahu kalau semua itu sebenarnya karya Rak. Tapi rahasia tak bisa selamanya disembunyikan. Sampai akhirnya Pam masuk ke kamar Rak, menemukan alat gambar lengkap dengan sketsa wajahnya. Rak panik dan diliputi rasa bersalah, sementara Pam justru diam-diam tersentuh. Di sinilah episode 3 itu terjadi.
Perasaan tulus Pam pada Rak membuatnya berpikir ulang soal niat ‘membalas dendam’ pada Khem. Baginya, kesalahan Khem tidak ada hubungannya dengan Rak maupun Kawi. Namun sebelum Pam sempat berbuat apa-apa, Khem justru lebih dulu digugat cerai istrinya karena sikap kasar dan perselingkuhan. Bahkan Kawi sampai melaporkan ayahnya sendiri ke polisi setelah Khem menganiaya Nene, salah satu anaknya. Konflik keluarga inilah yang kemudian jadi bumbu utama dalam alur Us the Series.
Kenapa Us the Series?
Saya setuju dengan komentar yang bilang kalau Us the Series terasa seperti sebuah pelukan hangat. Series ini begitu nyaman ditonton.
Cerita yang menarik dan penulisan yang rapi adalah pondasi kuat untuk membuat sutradara ‘lebih mudah’ mengembangkan ide-idenya. Itu yang terjadi dengan Us, menurut saya. Sinematografi-nya juga indah-indah banget. Fon Kanittha Kwunyoo alias P’Fon, sebagai sutradara, emang gak usah diragukan lagi.
Jangan lupakan juga akting yang tulus dan genuine dari semua karakter, terutama Emi dan Bonnie sebagai karakter utamanya. Ini adalah kali pertama Emi dan Bonnie dipasangkan, tapi kita gak akan pernah merasa bahwa ini hal baru untuk mereka. Mereka membuat kisah Pam dan Rak menjadi lebih nyata.
Ditambah lagi, dan ini salah satu yang terpenting, adalah original soundtrack-nya. Saya sangat jatuh cinta dengan “More Than Words” yang dibawakan Emi Thasorn Klinnium. Gak pernah bosen buat diulang-ulang.
Us The Series adalah series yang hangat, tulus, dan menyentuh. Buat penggemar GL Thai, series ini sangat saya rekomendasikan!
Terima kasih banyak sudah membaca artikelnya sampai ujung. Jika merasa isinya bermanfaat, silakan di-share ya. Sebaliknya, jika ada yang kurang berkenan atau ada kesalahan informasi, silakan hubungi email atau sosial media tertera.